skip to main  |
      skip to sidebar
          
        
          
        
perlengkapan alat berat
- 1. ALAT-ALAT BERAT                                   oleh           
                igig soemardikatmodjo                                   
    april 2003daftar isi :   1. Tractor , Dozeer dan Ripper 
………………………………… 2   2. Scrapers …………………………………………………………. 18   3. Excavator :
 Backhoe, Shovel, Dragline dan Clamshell ……….. 26   4. Motor Grader dan 
Compactor ……………………………… 46   5. Truck …………………………………………………………….. 56   6. 
Pondasi dan Pile Hammer ……………………………………. 62   7. Cranes 
…………………………………………………………… 70   8. Stone Crusher ………………………………………………….. 78  
 9. Concrete Plant …………………………………………………. 87   10. Asphalt Plant 
…………………………………………………… 94   11. Dredger …………………………………………………………... 99 
 
- 2.
 BAB I.                      TRAKTOR DAN PERALATANNYA.    1. 1. TRAKTOR.
             Traktor banyak digunakan pada pekerjaan pemindahan tanah 
secara meka       nis, disamping fungsi utamanya sebagai penarik dan 
pendorong, traktor juga       dapat digabungkan dengan berbagai 
peralatan misalnya : shovel, ripper, dozer,       scrapper dan 
sebagainya. Traktor tersedia dalam berbagi macam ukuran , yang       
disesuaikan dengan kebutuhan proyek.       Jenis traktor dapat dibedakan
 dalam 2 (dua) kelompok, yakni :                        1. CRAWLER 
TRAKTOR.                        2. WHEEL TRAKTOR.    1. 1. 1. CRAWLER 
TRAKTOR.             Crawler traktor menggunakan roda kelabang yang 
terbuat dari plat besi.       Traktor ini digunakan sebagai :           •
 Tenaga penggerak untuk mendorong dab menarik beban.           • Tenaga 
penggerak untuk winch dan alat angkut.           • Tenaga penggerak 
blade (bulldozer).           • Tenaga penggerak front and bucket loader.
       Ukurannya berdasarkan besarnya daya mesin /tenaga geraknya 
(flywheel), mis.        65 HP; 75 HP; 105 HP, sampai 700 HP. Besarnya 
daya tarik dan kemampu-       an menahan tahanan gelinding ini 
berpengaruh terhadap produktivitas-nya.       Kecepatan traktor juga 
dibatasi antara 7 - 8 mph atau 10 - 12 km/jam.           Perbaikan 
traktor type crawler umumnya terbesar untuk perbaikan bagian       bawah
 (under-carriage), kerusakan tadi disebabkan oleh :          • Benturan 
waktu Bulldozer jalan cepat, benturan antara track-shoe dengan          
   batuan.          • Terlalu sering berjalan pada tempat yang miring 
atau sering berputar ba             lik pada satu arah.          • 
Terlalu sering track-shoe slip pada tanah tempat berpijak atau membe    
         lok secara tajam dan tiba-tiba.          • Stelan track-shoe 
terlalu kendor atau terlalu tegang.A                                    
                                                 2 
 
- 3. 1. 1. 2. 
WHEEL TRACTOR.            Wheel tractor dilengkapi dengan roda ban pompa
 (pneumatic), jadi kece-      patannya dapat lebih tinggi, akan tetapi 
tenaga tariknya rendah. Dan kecepatan      maksimumnya mencapai 45 km 
/jam. Wheel traktor ada yang roda-2 dan ada      pula yang roda-4.      
Wheel tractor dengan roda-2 karakteristiknya :         • Kemungkinan 
gear lebih besar.         • Traksi lebih besar, karena seluruh traksi 
yang ada dilimpahkan pada ke-             dua rodanya.         • Tahanan
 gelinding lebih kecil, karena jumlah roda lebih sedikit.         • 
Pemeliharaan ban lebih sedikit.      Karakteristik Wheel traktor roda-4 :
          • Lebih comfortable (nyaman).          • Stabilitasnya tinggi,
 walaupun medan kerjanya berat.          • Kecepatannya juga lebih 
tinggi.          • Dapat bekerja sendiri dengan melepas unit trail-nya. 
      Keuntungan dan kerugian Traktor type Crawler dengan Wheel.      
==========================================================              
  Crawler Tractor                                     Wheel Tractor     
 
---------------------------------------------------------------------------------------------------
       a. Konsisi kerja         • Dapat bekerja disegala medan     • 
Tanah keras, jalan beton, tanah abrasif           dengan kondisi 
bermacam-macam       tidak tajam, tanah datar, menurun. Ta-           
tanah dasar dan disegala cuaca,    nah lembek tidak bisa, koefisien 
traksi            dengan koefisien traksi > 0,90.     < 0,60.     
  b. Efek pada tanah dasar.         • Dapat berpijak dengan baik dan    •
 Memberikan kepadatan yang baik, ter           dapat dilengkapi dgn 
ber-macam2      gantung dari counter-weight dan balas           
sepatu(shoe) dan berbagai macam     yang dipergunakan 1,25 – 1,5 kg/cm² 
          ukuran ( 0,4 - 1,05 kg /cm²).       c. Pemakaian.         • 
Untuk operasi jarak dekat, dapat  • Untuk operasi jarak jauh.           
digunakan pd tanah bergumpal.     • Baik untuk tanah gembur.         • 
Kec. mundur rendah (4 – 7 mil/   • Kecepatan mundur 8 - 12 mil /jam.    
       jam), ukuran pisau pendek dan    • Ukuran pisau panjang, beban 
pisau se           beban berat.                          dang. Memotong 
tanah tipis.         • Dapat memotong tanah tebal.       • 
Mobolitas/maneuver tinggi.         • Mobilitas/maneuver rendah.        •
 Memiliki kebebasan pandang yg baik      
==========================================================A             
                                                                        
                 3 
 
- 4. Gambar 1. 1       : Wheel Tracktor dan 
Crawler Tracktor.    1. 1. 3. Faktor yang dipertimbangkan untuk memilih 
Tractor.                 Faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih
 traktor ialah :          a.   Ukuran yang diperlukan untuk pekerjaan 
yang akan dilaksanakan.          b.   Jenis pekerjaan yang akan 
dilaksanakan, mis. mendorong (dozing), menarik               Scrapper, 
Ripping, mengupas tanah, memuat (loading) dan lain-lain.          c.   
Jenis landasan tempat beroperasinya traktor, tanah stabil atau labil.   
       d.   Kekerasan jalan hantar yang akan dilalui.          e.   
Kekasaran jalan yang akan dilalui.          f.   Kemiringan jalan 
(tanjakan /turunan).          g.   Panjang lintasan pengangkutan.       
   h.   Jenis pekerjaan selanjutnya yang akan dikerjakan, setelah proyek
 ini selesai.      1. 2.    BULLDOZER.                Bulldozer ialah 
alat yang mesin penggerak utamanya adalah traktor.          Sebutan 
bulldozer berasal dari traktor yng perlengkapan (attachment)-nya        
  dozer atau pendorong yang disebut juga blade. Kemampuan bulldozer ini 
untuk          mendorong tanah ke muka, disamping itu ada yang disebut 
dengan angle dozer          yang dapat mendorong tanah atau material ke 
samping. Angle ini dapat membuat          sudut 25ยบ terhadap posisi 
lurus.                Menurut track-shoe nya, bulldozer dapat dibedakan 
atas :          a. Crawler tractor dozer (dengan roda kelabang).A       
                                                                        
           4 
 
- 5. b. Wheel traktor dozer (dengan roda ban).      
c. Swamp bulldozer (untuk daerah rawa).            Sedangkan berdasarkan
 penggerak blade-nya, bulldozer dibedakan oleh :      a. Pengendalian 
dengan kabel.      b. Pengendalian dengan hidrolik.                     
                                                                Gambar 
1. 2. : BULLDOZER.1. 2. 1. FUNGSI DAN KERJA BULLDOZER.           
Bulldozer digunakan untuk mendorong tanah, seperti meratakan tanah dan  
    mengupas permukaan humus tanah.      Fungsi lai dari bulldozer 
adalah :      a. Membersihkan site dari kayu-kayuan, pokok/tonggak pohon
 dan batu-batuan      b. Membuka jalan kerja di pegunungan maupun daerah
 berbatuan.      c. Memindahkan tanah yang jauhnya hingga 300 feet ( ± 
90 meter).      d. Menarik Scrapper.      e. Menghampar tanah isian 
(fill).      f. Menimbun kembali bekas galian.      g. Membersihkan site
 atau medan kerja.             Posisi blade pada bulldozer ada 2(dua), 
yaitu posisi tegak lurus dan posisi      miring. Posisi blade tegak 
lurus hanya dapat bergerak maju, dan posisi miring da      pat 
bergerak-gerak sesuai dengan jarak kemiringannya (kedepan dan 
kesamping).      Jenis blade yang digunakan pada bulldozer adalah :     
  1. UNIVERSAL BLADE ( U-BLADE).          Blade ini dilengkapi dengan 
sayap yang bertujuan meningkatkan produktivi          tas. Sayap ini 
akan membuat bulldozer mendorong/membawa muatan lebih          banyak, 
karena memungkinkan kehilangan muatan lebih kecil.A                     
                                                                 5 
 
- 6.
 Kebanyakan blade tipe ini dipakai untuk pekerjaan reklamasi tanah, 
peker         jaan penyediaan bahan (stock pilling) dan lain-lain.    2.
 STRAIGHT BLADE ( S –BLADE).       Blade jenis ini sangat cocok untuk 
berbagai kondisi medan, blade ini meru       pakan modifikasi dari 
U-blade. Banyak digunakan untuk mendorong mate       rial cohesive, 
penggalian struktur dan penimbunan. Dengan memiringkan       blade dapat
 berfungsi untuk menggali tanah keras. Manuver blade jenis ini       
lebih mudah dan dapat menangani material dengan mudah.    3. ANGLING 
BLADE ( A –BLADE).       Blade dengan posisi lurus dan menyudut, juga 
dibuat untuk :       • Pembuangan kesamping (side casting).       • 
Pembukaan jalan (pioneering roads).       • Penggalian saluran (cutting 
ditches).       • Sangat effektif untuk pekerjaan side hill cut atau 
back filling.       • dan lain-lain pekerjaan yang sesuai.    4.   
CUSHION BLADE ( C –BLADE).         Blade tipe ini dilengkapi dengan 
rubber cushion (bantalan karet) untuk mere         dam tumbukan. Selain 
untuk push dozing, blade juga dipakai untuk pemeli         haraan jalan 
dan pekerjaan dozing yang lain. Lebar C-blade memungkin         kan 
peningkatan manuver.         Selain perlengkapan standar Bulldozer ini 
juga memiliki beberapa option /         Peralatan tambahan seperti : 
Pisau garuk, Garu batuan, Pembajak akar,         Pemotong pohon jenis V,
 Kanopi pelindung operator, Roda pencacah,         Kap pelindung untuk 
pekerjaan berat dsb.    5.   BOWL-DOZER.         Blade ini dibuat untuk 
membawa /mendorong material dengan kehilangan         sesedikit mungkin,
 karena adanya dinding besi pada sisi blade yang cukup         lebar. 
Bentuknya seperti mangkuk, menyebabkan ia disebut bowl-dozer.    6. 
BLADE UNTUK MATERIAL RINGAN.       Alat ini didesain untuk pekerjaan 
material non-kohesif yang lebih ringan.       Contohnya seperti stock 
pile dari tanah lepas/gemburA                                           
                                        6 
 
- 7. Gambar 1. 3 : 
Jenis Blade pada Bulldozer    1. 2. 2. PERBANDINGAN PENGENDALI KABEL DAN
 HIDROLIK.           Perbedaan system pengendalian antara kabel dan 
hidrolik adalah :       a. PENGENDALI KABEL.          1. Sederhana dalam
 pemasangan.          2. Sederhana dalam perbaikan dan perawatan.       
   3. Menyadari akan adanya kerusakan mesin, karena blade dapat mengang 
            kat sendiri jika menemui rintangan.          4. Diperlukan 
alat bantu dalam operasinya, misalnya blasting dalam pe-             
kerjaan penggusuran.       b. PENGENDALI HIDROLIK.          1. Dapat 
menekan blade ke tanah, dengan tambahan beban sendiri dari             
Bulldozer.          2. Lebih cepat mengatur posisi blade sesuai yang 
dikehendaki.          3. Pemeliharaan lebih rumit dan teliti.          
4. Sulit untuk menyediakan minyak hidrolis jika site jauh dari kota.A   
                                                                        
       7 
 
- 8. Gambar 1 . 4 : Bulldozer dengan Kontrol Hidrualis. 
              Gambar 1 . 5 : Bulldozer dengan Kontrol Kabel.    1. 2. 3.
   PENGGUNAAN BULLDOZER.    1. 2. 3. 1.   PEMOTONGAN dan PENIMBUNAN 
TANAH.             Permukaan tanah pada umumnya tidak berupa tanah 
datar. Pada saat sua-       tu proyek akan dikerjakan maka permukaan 
tanah harus diratakan. Tanah yang       ketinggiannya melebihi elevasi 
yang diinginkan harus ditimbun. Ada beberapa       cara yang dipakai 
untuk menentukan volume tanah yang harus dibuang/ditimbun.       Untuk 
proyek-proyek bangunan umumnya menggunakan metode grid, sedang-       
kan untuk proyek jalan biasa dipakai metode ruas.        a. Metode Grid.
           Pada metode ini luas tanah dibagi menjadi beberapa sector 
dengan luas yang       sama. Semakin banyak pembagian sector dalam suatu
 luas tanah, maka akurasiA                                              
                                     8 
 
- 9. dari angka yang 
dihasilkan akan semakin baik. Pada titik-titk persimpangan diu    kur 
ketinggian tanah di titik itu dan ketinggian yang diinginkan. Untuk 
menentu    kan volume tanah, maka perbedaan angka ketinggian dikalikan 
dengan luas yang    dicakup oleh titik tersebut. Dengan menjumlahkan 
volume pada setiap titik maka    akan didapat volume total tanah yang 
harus dipotong dan yang harus ditimbun.           Jika dilakukan 
penggambaran, maka pada setiap persimpangan titik dicatat    data-data 
yang dibutuhkan, seperti yang terlihat pada Gambar 1.1. Setelah itu    
dibuat table untuk menghitung volume tanah galian dan timbunan. Pada 
gambar    1. 2. dapat dilihat bagaimana perhitungan luas area yang 
ditentukan pada sebuah    titik. Sebagai contoh, pada titik 1-A, luas 
area yang ditentukan oleh titik tersebut    adalah 0,25 (jika luas 
sector dinotasikan dengan A). sedangkan 1-B adalah 2 x    0,25 A dan 2-B
 adalah 4 x 0,25 A.                  Ketinggian yang                
Ketinggian yang                     Diinginkan                      
sebenarnya                    Kedalaman                       Kedalaman 
                   penggalian                      penimbunan          
Gambar 1. 6 : Data yang tercatat pada setiap persimpangan               
            A                B                 CA                       
                                                               9 
 
- 10.
 Gambar 1. 7 : Pembagian sector untuk setiap titik.         Contoh no. 
1:                  Jika diketahui data permukaan adalah sebagi berikut :
                        A                        B                      
 C     1              4,2     6,5              4,4     5,0             
4,6   3,0                    2,3                      6,0               
      0,0     2             4,4          5,1            4,6      3,2    
        4,8       2,8                   0,7                             
     1,4                      2,0     3             4,6      3,6        
        4,8      2,0            5,0       5,3                           
 1,0                         2,8            0,3     4             4,8   
   1,9                5,0      4,0            5,2       8,2             
               2,9                         1,0            3,0     5     
        5,0      3,0                5,2      3,8            5,4       
6,4                            2,0                         1,4          
  1,0         Dengan luas setiap sector adalah 4 x 8 m², berapakan 
volume tanah galian dan         timbunan ?Titik      Elev.         Elev.
        Tinggi   Tinggi    Frek      Luas      Vol.      Vol.           
Baru          Lama          Gali    Timb.               Tetap     Gali  
    Timb.                                       (m)      (m)            
    (m²)      (m³)       (m³)1A          4,2           6,5           2,3
      0,0          1     32        73,6       0,01B          4,4        
   5,0           0,6      0,0          2     32        38,4       0,01C 
         4,6           3,0           0,0      1,6          1     32     
     0,0     51,22A          4,4           6,1           0,7      0,0   
       2     32        44,8       0,02B          4,6           3,2      
     0,0      1,4          4     32          0,0    179,22C          4,8
           2,8           0,0      2,0          2     32          0,0    
 1283A          4,6           3,6           0,0      1,0          2     
32          0,0       643B          4,8           2,0           0,0     
 2,8          4     32          0,0    358,43C          5,0           
5,3           0,3       0,0          2     32        19,2       0,04A   
       4,8           1,9           0,0      2,9          2     32       
  0,0     185,64B          5,0           4,0            0,0      1,0    
      4     32         0,0      128A                                    
                                                      10 
 
- 11. 4C
      5,2       8,2        3,0         0,0          2        32        
19        0,05A      5,0       3,0        0,0         2,0          1    
    32        0,0       645B      5,2       3,8        0,0         1,4  
         2       32        0,0      89,65C      5,4       6,4        1,0
         0,0           1       32         32        0,0                 
                                             Total     400      1248    
       Elevasi permukaan selain diukur sendiri juga dapat dihitung dari 
kontur-     kontur suatu daerah yang biasanya bisa didapat dari badan 
pemetaan. Untuk me     nentukan ketinggian suatu titik yang ada di 
antara dua kontur maka perhitungan-     nya dapat dilakukan dengan 
menggunakan interpolasi.     Rumus interpolasi adalah sebagai berikut : 
                        ji           x i = xr + --- (xt – xr) 
………………………………………… ( 1.1)                        jt     Pada rumus diatas 
xi adalah ketinggian yang ingin dicari, sedangkan xt dan xr     adalah 
ketinggian kontur yang lebih tinggi dan lebih rendah dari xi.     jt 
adalah jarak antara kedua kontur dan ji adalah jarak antara xi dan xt 
(gbr. 1.3).                            Gambar. 1. 8 : Peta kontur     b.
 Metode Ruas.           Pada gambar rencana suatu proyek jalan, misalnya
 terdapat suatu garis yg     disebut garis as jalan. Garis as jalan ini 
merupakan garis tengah suatu rencana ja-     lan. Panjang garis as jalan
 metentukan panjang dari jalan yang akan dibuat.     Untuk menghitung 
volume tanah galian dan timbunan pada area rencana jalan ter     Sebut 
maka garis as jalan harus dibagi menjadi beberapa ruas yang sama panjang
     atau yang juga dikenal dengan istilah stasiun. Pada setiap titik 
pertemuan ruas di     adakan survey laoangan mengenai ketinggian elevasi
 setiap sisi dari as jalan.     Langkah selanjutnya adalah dengan 
menggambarkan hasil survey yang menunjuk     kan elevasi yang sebenarnya
 dan yang diinginkan pada titik tersebut.     Karena bentuk permukaan 
biasanya tidak beraturan maka bentuk permukaan tsb.     dapat 
disederjanakan ke suatu bentuk lain seperti segitiga, trapezium dll.    
 kemudian hitung luas daerah (secara vertical) yang akan digali dan 
ditimbun.     Dari hasil perhitungan, dengan mengalikan jarak antara 
titik maka akan didapat     Volume tanah galian dan timbunan. Jika 
diturunkan dalam bentuk rumus, maka :A                                  
                                                    11 
 
- 12. 
∑(A2….An-1)            Volume = spasi x { A1 + An + -----------------} 
…………………. (1.2)                                                 2       N
 pada rumus (1. 2.) adalah jumlah titik pertemuan ruas atau stasiun 
(Sta).       Untuk mendapatkan hasil yang akurat jumlah n dapat 
diperbanyak pada suatu       panjang tertentu. An adalah luas galian 
atau timbunan pada stasiun terakhir.       Contoh no. 2:             
Jalan sepanjang 800 meter akan dibangun. Pada setiap stasiun dilakukan  
     survey lapangan untuk menentukan volume galian dan timbunan pada 
stasiun tsb.       Hasil dari survey adalah :        
=========================================================               
Stasiun                      Luas galian (m²)              Luas timbunan
 (m²)        
-------------------------------------------------------------------------------------------------
               0,000                                55                  
          30               0,100                                20      
                      15               0,200                            
    25                            80               0,300                
                10                            99               0,400    
                            18                            75            
   0,500                                25                            50
               0,600                                22                  
          40               0,700                                32      
                      25               0,800                            
    33                            20          
========================================================Tentukan berapa 
volume tanah galian dan timbunan pada rencana jalan tersebut ?          
   Untuk memudahkan perhitungan volume tanah galian dan timbunan maka   
    dari data diatas dapat dibuat table.     Hasilnya adalah sebagai 
berikut :A                                                              
                                       12 
 
- 13. Sta.     Pjg.    
 L. Gal.     Rata-      L. Timb.       Rata-     Vol.      Vol.         
Ruas      (m²)      rata Gal.      (m²)     rata Timb.    Gal.     Timb.
         (m)                  (m²)                      (m²)      (m²)  
     (m²)0,000              55                        30         100    
              37,5                     22,5       3750      22500,100   
           20                        15         100                  
22,5                     47,5       2250      47500,200              25 
                       80         100                  17,5             
        89,5       1750      89500,300              10                  
      99         100                  14                       87       
  1400      87000,400              18                        75         
100                  21,5                     62,5       2150      
62500,500              25                        50         100         
         23,5                     45         2350      45000,600        
      22                        40         100                  27      
                 32,5       2700      32500,700              32         
               25         100                  32,5                     
22,5       3250      22500,800              33                        20
                                                       Total      19600 
    40500    1. 2. 3. 2. PEMBERSIHAN LAHAN (LAND CLEARING).        a. 
Land Clearing.              Sebagai pioneer equipment tugas pertama 
Bulldozer adalah land clearing        yaitu merobohkan pohon, 
membersihkan semak belukar, membongkar tanggul        dan akar-akar 
pohon. Didalam merobohkan pohon-pohon besar (diameter 30 – 50        cm)
 tidak dibenarkan menggunakan tenaga sepenuhnya, pertama-tama blade dina
        ikkan setinggi-tingginya, kemudian mendorong secara perlahan 
dengan 50 %        tenaga. Diusahakan arah rebahan pohon sesuai 
kemiringannya, dan dijaga agar        ranting dan cabang pohon tidak 
membahayakan operator, selanjutnya pada arah        yang berlawanan 
dilakukan pemotongan akar-akar besar dengan kedalaman yang        cukup,
 akhirnya membuat oprit (ramp) untuk mendaapatkan titik sentuh blade    
    setinggi mungkin agar mendapatkan momen yang besar guna merobohkan 
pohon        Perhitungan produktivitas pembersihan lahan dapat dilakukan
 dengan rumus sbb:A                                                     
                              13 
 
- 14. Lebar cut (m) x kec. 
(km/jam) x efisiensi     Prod. (ha /jam) = 
------------------------------------------------------ ………(1. 3)        
                                       10    Sedangkan produktivitas 
pemotongan kayu atau pepohonan (dalam satuan menit/    acre) dihitung 
dengan rumus :      Prod. = H( A x B + M1 x N1 + M2 x N2 + M3 x N3 + M4 x
 N4 + D x F)                                             …………………………… (1.
 4)    dimana, H      : faktor kekerasan kayu ( table 1. 1 ).           
 A       : kepadatan pohon.            B      : base time.            M 
     (menit) : waktu pemotongan .            N              : banyak 
pohon /acre dengan diameter tertentu.            D       (ft )  : jumlah
 diameter pohon dengan ukuran > 6 ft.            F      (menit/ft) : 
waktu pemotongan pohon dengan diameter > 2 mtr (6 ft).               
                Tabel 1. 1. Faktor kekerasan kayu.               
===============================================                  
KEKERASAN KAYU (%)                                         H            
   
--------------------------------------------------------------------------------
                   75 - 100 % kayu keras                                
    1,3                   25 - 75 % kayu keras                          
           1,0                    0 - 25 % kayu keras                   
                  0,7               
================================================                 Sumber :
 Peurifoy, 1996.        Nilai A : 2,0 jika kepadatan pepohonan lebih 
besar dari 600 pohon /acre                      atau pohon yang ada 
adalah pohon besar.        Nilai A : 1,0 jika kepadatan pepohonan antara
 400 - 600 pohon /acre.        Nilai A : 0,7 jika kepadatan pepohonan 
kurang dari 400 pohon /acre.                         Tabel 1. 2. Faktor 
produksi    ==========================================================  
    Traktor                                         diameter        (hp)
           B         1 – 2 ft      2 – 3 ft       3 – 4 ft      4 – 6 ft
       > 6 ft                                    M1           M2     
        M3            M4              F    
---------------------------------------------------------------------------------------------------
       165          34,41           0,7          3,4           6,8      
       -              -       215          23,48           0,5          
1,7           3,6            10,2           3,3       335          18,22
           0,2          1,3           2,2            6,0            1,8 
      460          15,79           0,1          0,4           1,3       
     3,0            1,0A                                                
                                                  14 
 
- 15. 
==========================================================      Sumber :
 Peurifoy, 1996.        Jika pembongkaran dan pemindahan akar juga 
dilakukan dalam satu kegiatan    maka nilai produktivitas diatas 
ditambahkan 25 %. Sedangkan pemindahan akar    dilakukan terpisah maka 
produktivitas ditambahkan 50 %.    b. Stripping.          Yang dimaksud 
dengan stripping disini adalah pengupasan top soil yang tak    dapat 
dimanfaatkan untuk bahan timbunan, diusahakan stripping ini jarak angkut
    nya tidak melebihi 100 meter dan dikerjakan sekali dorong serta pada
 jalur yang    tidak menanjak. Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi 
kerja.    c.  Side Hill Cut.          Ada kalanya pioneering dilakukan 
dari tempat yang tinggi ketempat yang    rendah, cara ini lebih 
menguntungkan karena adanya gravitasi. Untuk menaiki    tempat yang 
tinggi biasanya dilakukan dari seberang bukit atau bila daerahnya    
cukup curam digunakan winch. Bila menjumpai tempat kedudukan yang mantap
    maka Bulldozer bisa memulai manuver untuk membuat alur jalan yang 
direncana    kan dengan cara short swinging proses kebawah. Cara short 
swinging proses ini    dapat pula dilakukan dari bawah keatas setelah 
jalan tersebut selesai, maka bull-    dozer membuat cutting step by 
step.    d.  Dozing Rock.          Dengan memiringkan blade, Bulldozer 
sangat baik untuk membongkar batu    an sand stone rock, shale maupun 
boulder, dengan cara mengangkat lapisan ba-    tuan dan mendorongnya.   
 e.  Down Hill Slot Dozing.           Dengan cara ini dimaksudkan untuk 
meningkatkan kapasitas produksi alat,    yaitu dengan cara menggunakan 
tanggul yang terjadi akibat ceceran (spillage)    dari beberapa proses 
pertama hingga terjadi paritan. Dengan cara ini maka untuk    proses 
selanjutnya ceceran tidak terjadi lagi, dan produksi Bulldozer bisa 
mening    kat sampai 50 %.    f.  Blade to Blade Dozing atau Side by 
Side Dozing.           Dengan system ini dipakai 2 (dua) buah Bulldozer 
yang bekerja secara para    lel, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan 
produksi kerja dengan berkurang    nya ceceran. Namun cara ini hanya 
dapat dilakukan pada areal yang luas, dimana    jarak dorong antara 20 -
 100 m, karena bila jarak dorong kurang dari 20 m, maka    kedua 
Bulldozer tersebut kehilangan waktu akibat manuver.A                    
                                                              15 
 
- 16.
 Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian Bulldozer :
     1. Bulldozer tidak boleh digunakan pada tanjakan yang melebihi 45ยบ .
     2. Peralatan pelengkapan (option equipment) akan mengakibatkan 
berubahnya        Keseimbangan Bulldozer.     3. Bulldozer dapat 
tergelincir bila berada diatas tanah timbunan baru pada dae        rah 
kemiringannya, terutama bila timbunan tersebut terdiri dari batuan.     
4. Slipnya track akibat berat yang melampaui batas akan mengakibatkan 
terjadi        nya down hill track (track sebelah menurun) dan akan 
membuat lubang yang        akan menambah kemiringan traktor.     5. 
Menarik beban yang diikatkan pada drawbar akan mengurangi tekanan pada  
      up hill track.     6. Tingginya titik gandulan melebihi titik yang
 telah ditentukan pada traktor,        akan mengakibatkan berkurangnya 
kestabilan.     7. Track-track lebar akan mengurangi “digging in” 
sehingga traktor lebih stabil.     8. Dalam mengoperasikan alat, agar 
hati-hati terhadap stability alat-alat perleng        kapan penting.    
 9. Jangan memaksakan Bulldozer beroperasi untuk hal-hal yang tidak 
perlu,        seperti mendorong tanah melebihi ketentuan 100 m, karena 
tidak effektif.    10. Dalam mengoperasikan Bulldozer harus direncanakan
 dengan baik, harus di        ketahui dimana pass berikutnya yang harus 
dikerjakan.    11. Dalam menggunakan tilt dan angling adjustment harus 
bergantian, agar keaus        an blade dan steering dapat merata.    12.
 Dalam keadaan berjalan tanpa dozing maka blade atau pisau harus 
terangkat        tidak boleh melebihi 35 cm untuk melindungi bagian 
bawah tractor.A                                                         
                         16 
 
- 17. 1. 2. 4. MENGHITUNG PRODUKSI 
BULLDOZER.              Dalam melaksanakan pekerjaan pemindahan tanah 
yang menggunakan alat       alat berat hal terpenting yang perlu adalah 
mengetahui kapasitas operasi dari pera       latan yang digunakan.      
 Langkah awal yang dilakukan sebelum membuat perhitungan biaya adalah 
mem-       buat estimasi dari kapasitas alat secara teoritis. Dari hasil
 tersebut dicoba untuk       membandingkan dengan pengalaman yang pernah
 dilakukan pada jenis pekerjaan       yang serupa. Dari perbandingan 
hasil itu terutama nilai efisiensi kerja, kita dapat       melakukan 
perhitungan biaya yang paling sesuai untuk jenis pekerjaan dan pera     
  latan yang akan digunakan. Sehingga biaya pelaksanaan tidak akan 
terlalu besar       atau pun terlalu kecil.    1. 2. 4. 1. Metode 
perhitungan Produksi Alat Berat.       Kapasitas operasi alt berat biasa
 dinyatakan dalam m³/jam atau cuyd/jam, sedang       kan produksi alat 
dinyatakan dalam volume pekerjaan yang dikerjakan per siklus       waktu
 dan jumlah siklus dalam satu jam kerja.                                
        60                  Q = q x N x E = q x ------- x E (m³/jam) 
……………….(1. 5.)                                        Cm        dimana, 
   Q : produksi per jam dari alat (m³).                   q : produksi 
(m³) dalam saatu siklus kemampuan alat untuk memin                      
 dahkan tanah lepas.                       60                   N : 
jumlah siklus dalam satu jam. dimana N = -----                          
                                        Cm                   E : 
efisiensi kerja.                  Cm : waktu siklus dalam menit.       
Efisiensi kerja (E) :       Produktivitas kerja dari suatu alat yang 
diperlukan merupakan standard dari alat       tersebut bekerja dalam 
kondisi ideal dikalikan suatu faktor dimana faktor tersebut       
merupakan faktor efisiensi kerja (E).     Efisiensi sangat tergantung 
kondisi kerja       dan faktor alam lainnya seperti topografi, keahlian 
operator, pemilihan standar pe       rawatan dan lain-lain yang 
berkaitan dengan pengoperasian alat.       Pada kenyataan yang 
sebenarnya sulit untuk menentukan besarnya efisiensi kerja       tetapi 
berdasarkan pengalaman-pengalaman dapatlah ditentukan faktor efisiensi  
     yang mendekati kenyataan.                         Tabel 1. 3. 
Efisiensi kerja.       
==========================================================        
Kondisi    Baik     Baik         Sedang       Buruk BurukA              
                                                                        
17 
 
- 18. Operasi alat       sekali                               
                               sekali    
--------------------------------------------------------------------------------------------------
     Baik sekali        0,83            0,81            0,76            
  0,70               0,63     Baik               0,78            0,75   
         0,71              0,65              0,60     Sedang            
 0,72            0,69            0,65              0,60              
0,54     Buruk              0,63            0,61             0,57       
       0,52              0,45     Buruk sekali 0,52                  
0,50             0,47             0,42              0,32    
==========================================================    Kondisi 
kerja tergantung dari hal-hal berikut :          1. Apakah alat sesuai 
dengan topografi yang ada.          2. Kondisi dan pengaruh lingkungan 
seperti : ukuran medan dan peralatan          3. Pengaturan kerja dan 
kombinasi kerja antara peralatan dan mesin.          4. Metode 
operasional dan perencanaan persiapan kerja.          5. Pengalaman dan 
ketrampilan operator dan pengawas untuk pekerjaan             tsb.    
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan alat adalah :        
 1. Penggantian pelumas atau grease (gemuk) secara teratur.         2. 
Kondisi peralatan pemotongan (blade, bucket, bowl).         3. 
Persediaan suku cadang yang sering diperlukan untuk alat yang bersang   
           kutan.    Produksi per siklus :    Produksi kerja Bulldozer 
pada saat penggusuran adalah sebagai berikut :               Produksi 
(q) = L x H² x a ………………………………. (1. 6.)    dimana,               L = 
lebar blade/sudu (m , yd)               H = tinggi blade (m)            
   a = faktor blade.    Untuk menghitung produktivitas standar dari 
Bulldozer, volume tanah yang dipin    dahkan dalam satu siklus dianggap 
sama dengan lebar sudu x (tinggi sudu)².    Pada kenyataannya dilapangan
 produksi per siklus akan berbeda-beda tergantung    dari jenis tanah, 
sehingga faktor sudu perlu disesuaikan karena pengaruh tsb.             
             Tabel 1. 4. Faktor Sudu dalam Penggusuran    
==========================================================      DERAJAT -
 PENGGUSURAN                                                         
faktor blade    
--------------------------------------------------------------------------------------------------
      Ringan       - Penggusuran dapat dilaksanakan dengan sudu         
             1,1 - 0,9A                                                 
                                                 18 
 
- 19. penuh 
tanah lepas.               - Kadar air rendah, tanah berpasir tak 
dipadatkan,                   tanah biasa, bahan material untuk timbunan
 perse                  diaan (stockpile).     Sedang     - Tanah lepas,
 tetapi tidak mungkin menggusur         0,9 - 0,7                   
dengan sudu penuh                - Tanah bercampur kerikil/split, pasir,
 batu pecah    Agak sulit - Kadar air tinggi dan tanah liat, pasir 
bercampur     0,7 - 0,6                   kerikil, tanah liat yang 
sangat kering, tanah asli     Sulit     - Batu-batu hasil ledakan, 
batu-batu berukuran besar 0,6 - 0,4    
==========================================================              
            Tabel 1. 5. Perkiraan kapasitas blade.    
==========================================================         
Perkiraan                          Kapasitas (lcm)                      
        Model      Ukuran (m x m)              A – blade         S – 
blade        U – blade           Dozer    
--------------------------------------------------------------------------------------------------
      4,16 x 1,033                   3,18                -              
  -                D6H      3,36 x 1,257                     -          
     3,89               -                D6H    
--------------------------------------------------------------------------------------------------
      4,50 x 1,111                   3,89                 -             
   -               D7H      3,90 x 1,363                     -          
      5,16               -               D7H      3,98 x 1,553          
           -                   -             8,34              D7H    
--------------------------------------------------------------------------------------------------
      4,96 x 1,174                   4,66                   -           
   -               D8N      4,26 x 1,740                     -          
          -            11,70             D8N    
--------------------------------------------------------------------------------------------------
      3,88 x 0,910                   2,50                   -           
   -               D6D      3,21 x 1,127                     -          
      3,77               -               D6D    
--------------------------------------------------------------------------------------------------
      4,26 x 0,960                   2,90                   -           
   -               D7G      3,66 x 1,274                     -          
      4,20               -               D7G      3,82 x 1,274          
           -                    -             5,80             D7G    
==========================================================A             
                                                                        
             19 
 
- 20. Waktu siklus :       Waktu siklus yang 
dibutuhkan Bulldozer untuk menyelesaikan pekerjaan adalah       dimulai 
pada saat menggusur, ganti persneling dan mundur.       Diperhitungkan 
dengan rumus :                         D      D                  C m = 
---- x ---- + Z         …………………………………. (1.7.)                         F 
     R       dimana,                  D    :   jarak angkut (gusur) (m, 
yd).                  F   :    kecepatan maju (m /menit), berkisar 3 - 5
 km /jam.                  R   :    kecepatan mundur (m /menit), 
berkisar 5 - 8 km/jam.                  Z   :    waktu ganti persneling 
(menit), berlisar 0,10 - 0,20 menit.    1. 3. RIPPER.              
Bulldozer sulit untuk menggusur dan meratakan tanah yang keras jika 
terda       pat dilokasi proyek. Pelaksanaan pembersihan dengan 
Bulldozer akan menurun       kan produksi Bulldozer bahkan akan mudah 
rusak. Untuk keadaan tersebut diper       lukan alat bajak (ripper). 
Ripper adalah alat yang menyerupai cakar (shank) yang       dipasangkan 
dibelakang traktor. Fungsi dari alat ini untuk menggemburkan tanah      
 keras, jumlah cakar ripper antara 1 - 5 buah. Bentuk shank ada yang 
lurus dan       lengkung, shank lurus dipakai untuk material padat dan 
batuan berlapis sedang       yang lengkung dipakai untuk batuan yang 
retak              Perhitungan produksi Ripper sangat sulit untuk 
diperkirakan, salah satu fak       tor adalah karena pekerjaan itu tidak
 dilakukan terus menerus. Biasanya pekerja-       an ini bersamaan 
dengan pemuatan material, hingga sering dijumpai dilapangan       sebuah
 traktor dipasangkan blade dan ripper pada waktu bersamaan.             
 Perhitungan produksi Ripper ini dapat dilakukan dengan beberapa cara.  
     Cara pertama adalah dengan mengukut potongan topografi dilapangan 
dan waktu       yang dibutuhkan untuk menggemburkan tanah. Cara ini 
memberi hasil yang aku-       rat. Cara lain dengan mengasumsikan 
kecepatan rata-rata Ripper yang bekerja di       suatu area, dengan 
mengetahui jarak tempuh setiap pass maka waktu berangkat       dapat 
dicari. Total waktu siklus merupakan penambahan waktu berangkat dengan  
     waktu yang dibutuhkan Ripper untuk mengangkat /menurunkan 
cakarnya.A                                                              
                          20 
 
- 21. A   21 
 
- 22. BAB II.   
             ALAT PENGGARUK DAN PENGANGKUT                              
    SCRAPERS.          Scrapers adalah alat berat yang berfungsi untuk 
mengeruk, mengangkut    dan menabur tanah hasil pengerukan secara 
berlapis. Scrapers dapat digunakan    sebagai alat pengangkutan untuk 
jarak yang relative jauh (sampai dengan 2 km)    pada tanah datar dengan
 alat penggerak roda ban.    Pemilihan Scrapers untuk pekerjaan ini 
tergantung pada :       a. karakteristik material yang dioperasikan     
  b. panjang jarak tempuh       c. kondisi jalan       d. alat bantu 
yang diperlukan           Scrapers umumnya digolongkan berdasarkan 
tipenya, Scrapers yang dita    rik (towed scrapers), scraper bermotor 
(motorized scrapers) dan scraper yang    mengisi sendiri (self loading 
scrapers).    Towed scraper umumnya ditarik crawler traktor dengan 
kekuatan mesin 300 HP    atau lebih dan dapat menampung material antara 8
 - 30 m³.    Motorized scraper mempunyai kekuatan 500 HP atau lebih dan 
berdaya tampung    15 - 30 m³ dengan kecepatan mencapai 60 km /jam 
karena menggunakan alat    penggerak ban. Akan tetapi daya cengkeram ban
 terhadap tanah kurang sehingga    scrapers tipe ini dalam operasinya 
memerlukan bantuan crawler traktor yang di-    lengkapi blade atau 
scraper lain.           Pengoperasian dengan alat bantu ini dilakukan 
dengan 2 (dua) cara :    1.   Push-loaded :         Alat bantu dipakai 
hanya pada saat pengerukan dan pengisian. Pada waktu         bak 
penampung telah penuh, scrapers dapat bekerja sendiri. Dengan demiki    
     an alat bantu dapat membantu tiga hingga lima scraper. Dengan 
adanya alat         bantu, jarak tempuh scrapers dapat mencapai 3 km. 
ukuran dozer yang dipa         kai tergantung daya muat scrapers.    2. 
  Push-pull:         Dua buah scrapers dioperasikan dengan cara saling 
membantu didalam peng         ngerukan. Scrapers yang dibelakang 
mendorong yang didepannya pada saat         pengerukan dan scraper 
didepannya menarik yang dibelakang saat pemuatan          Karena kedua 
tipe scrapers ini tak dapat memuat sendiri hasil pengerukan    nya, maka
 scrapers tertentu dilengkapi semacam conveyor untuk memuat tanah.    
Scrapers macam ini dinamakan self loading scraper. Dengan adanya alat 
tambahA                                                                 
              22 
 
- 23. an alat ini maka berat alat bertambah 
sekitar 10 – 15 %.                                                      
                          Sepertidisebutkan diatas, scrapers dipakai 
untuk pengerukan top soil, dan        top soil yang dipindahkan berkisar
 pada kedalaman 10 - 30 cm. Jika lahan yang        akan diangkat top 
soil mempunyai luas sedang, maka self loading scrapers yang        kecil
 atau crawler traktor dengan scraper bowl dapat dipilih. Untuk lahan 
yang        luas, push-loaded scraper dengan kecepatan tinggi yanmg 
dipilih.              Scrapers juga dapat digunakan untuk meratakan 
tanah disekitar bangunan.       Pekerjaan ini dilakukan dalam jarak 
tempuh yang pendek. Jiuka jarak tempuh ku       rang dari 100 m, biaya 
penggunaan alat ini sebaiknya dipertimbangkan terhadap       biaya 
penggunaan Dozer atau Grader.    2. 1. Pengoperasian Scrapers.          
    Scrapers terdiri dari beberapa bagian dengan masing-masing 
fungsinya.       Bagian-bagian itu disebut : bowl, apron dan tail gate. 
Bowl adalah bak pe       nampung muatan yang terletak diantara ban 
belakang. Bagian depan bowl dapat       digerakkan ke bawah untuk 
operasi pengerukan dan pembongkaran muatan.       Disisi depan bowl yang
 bergerak kebawah terdapat cutting edge. Kapasitas       penuh bowl 
berkisar antara 3 - 38 m³.              Apron adalah dinding bowl bagian
 depan yang dapat diangkat pada saat       pengerukan dan pembongkaran. 
Apron dapat menutup kembali, saat pengangkut       an material. Beberapa
 model scraper memiliki apron yang dapat mengangkut ma       terial 
sepertiga dari material di bowl.             Tail gate atau ejector 
merupakan dinding belakang bowl. Pada saat pemuat       an dan 
pengangkutan material, dinding ini tidak bergerak, namun saat pembong-  
     karan muatan ejector bergerak maju untuk mendorong material keluar 
dari bowl.A                                                             
                      23 
 
- 24. Pengangkutan material dilakukan 
pada kecepatan tinggi. Baik bowl, apron        maupun ejector tidak 
melakukan gerakan. Bowl harus tetap pada posisi di atas        agar 
cutting edge tidak mengenai parmukaan tanah yang menyebabkan kerusakan  
      pada cutting edge dan permukaan tanah terganggu.              
Pembongkaran muatan dilakukan dengan menaikkan apron dan menurun        
kan bowl sampai material didalam bowl keluar dengan ketebalan tertentu. 
       Kemudian apron diangkat setinggi-tingginya dan ejector bergerak 
maju untuk        mendorong sisa material yang ada di bowl. Pada saat 
pembongkaran selesai ap-        pron diturunkan, bowl dinaikkan dan 
ejector ditarik kembali pada posisi semula.              Sedang menurut 
cara kerjanya dapat dibagi atas 3 (tiga) cara yakni :           1. 
Conventional Scraper, termasuk didalamnya Towed Wheel Scrapers          
    (dengan penarik Crawler Tractor dan Wheel tractor Scraper)          
 2. Elevating Scraper.           3. Multi Scraper.    2. 1. 1. 
Conventional Scraper.            Pada saat scraper mencapai daerah cut 
dengan kedudukan ejector dibelakang            dan apron terangkat 35 
cm, kemudian bowl diturunkan sampai kedalaman yg            diperlukan. 
           Satu hal yang penting disini adalah keseimbangan antara 
scraper capacity, ke            kuatan mesin, panjang daerah galian dan 
kedalaman optimum penggalian.            Dimana keseimbangan ini akan 
sangat mempengaruhi harga pemindahan tanah            Melebarkan bukaan 
apron akan mencegah tanah bertumpuk disebelah depan bi            bir 
apron sebelah bawah dan penyempitan bukaan apron akan membuat tanah     
       tergulung keluar bowl.          Pada pengerukan material-material
 lepas maka bowl harus dinaik turunkan de-          ngan cepat, yang 
dilakukan berulang-ulang agar material terpompa ke dalamA               
                                                                     24 
 
- 25.
 bowl untuk dapat mencapai muatan maksimum.           Setelah bowl penuh
 maka apron harus ditutup dan bowl diangkat. Pada materi           al 
lepas dan kering, maka bowl hanya boleh diangkat sedikit dan apron 
diang-           kat sebagian dan bowl diangkat lagi, baru apron ditutup
 rapat.           Untuk hauling maka bowl harus diangkat cukup tinggi 
agar tidak menyangkut           pada waktu scraper dilarikan cepat, pada
 waktu ini bowl harus dikunci agar ti           dak jatuh. Apabila ada 
kabel putus atau pipa hidrolik pecah, kedudukan ejek-           tor 
harus tetap dibelakang.           Dalam penyebaran matetrial maka bowl 
harus pada posisi penyebaran dengan           jarak ketanah sesuai 
dengan ketebalan yang diinginkan. Membuka apron seca           ra 
sebagian akan membantu tercapainya ketebalan penyebaran yang diinginkan 
          suatu material lepas.           Untuk material yang basah dan 
lengket maka apron dapat dinaik turunkan ber           kali-kali sampai 
material dibelakang pintu menjadi lepas dan tertumpah.           Apabila
 material didepan bukaan telah kosong, maka ejector harus digerakkan    
       kedepan mendorong sisa material sehingga dapat diperoleh tebal 
yang seragam           Disarankan untuk segala jenis material sebelum 
ejector digerakkan kedepan           maka apron harus diangkat penuh.   
        Pada beberapa jenis scraper dengan hydraulic control 
kadang-kadang dileng-           kapi dengan automatic ejector control 
system dengan dua kecepatan untuk           menggerakkan ejector kedepan
 secara parlahan-lahan mendorong material sisa           keluar dari 
bowl, dimana system ini mengatur kecepatan gerak ejector.    2. 1. 2. 
Elevating Scraper.           Berbeda dengan Conventional Scrcaper yang 
pada umumnya mengandalkan pa           da tractor pendorong pada waktu 
pemuatan, maka Elevating Scraper dirancang           memuat sendiri. 
Segala sesuatunya sesuai dengan conventional scraper kecuali           
apronnya diganti dengan elevator.           Bila pada conventional 
scraper gaya dorong mengakibatkan tanah terpotong cut           ting 
edge dan terdorong kebelakang kedalam bowl, maka pada elevatingscraper  
         cutting edge memotong tanah dan elevator mengangkutnya kedalam 
bowl.           Sesungguhnya elevating scraper terbatas pada material 
yang bukan batuan hasil           ledakan, batuan hasil ripping, boulder
 dan material lainnya yang terlalu besar           untuk melewati antara
 cutting edge dan elevator flight (pisau elevator) serta ta-           
nah cohesive dengan moisture content tinggi yang cendrung akan 
menggumpal           dan melekat pada flight.           Elevating 
scraper ini menghilangkan biaya tractor pendorong dengan driyernya      
     yang ada pada conventional scraper akibat pemuatan sendiri, tetapi 
berat dari           elevator tersebut mengurangi efisiensi waktu 
hauling dan traveling pada suatu           cycle time.       
Pengoperasiannya :         Dalam melakukan penggalian bowl pertama-tama 
harus diturunkan pada suatuA                                            
                                            25 
 
- 26. kedalaman 
yang memungkinkan elevator dan tractor bekerja pada kecepatan    yang 
tinggi dan tetap.    Pada penggalian yang dalam, material akan berat 
terdorong masuk kedalam    bowl, yang mengakibatkan kemacetan atau 
lambatnya elevator flight, hal ini    akan menambah cycle time untuk 
pemuatan.    Elevator mempunyai 4 kecepatan maju dan 1 mundur, 
material-material seperti    pasir, silt dan top soil dimuat dalam 
kecepatan tinggi.    Apabila operator berulang-ulang mengangkat dan 
menurunkan bowl pada wak-    tu pemuatan, maka keuntungan akibat 
kecepatan tinggi elevator akan hilang.    Kecepatan rendah elevator 
digunakan untuk memuat material yang liat seperti    tanah liat yang 
keras dan padat, kecepatan rendah elevator flight mampu menya    pu 
material masuk kedalam bowl.    Apabila keadaan memungkinkan, sebagian 
loading passes diatur sbb :    Disamping straight cutting edge, maka 
dapat pula digunakan cutting pengganti    (stringer) yang membantu 
loading time. Pada keadaan normal, bagian tengah    cutting edge 
diperlebar. Sedang untuk pemuatan yang berat, gigi ripping yang    
menonjol dapat dipasangkan pada cutting edge.    Penyelesaian pekerjaan 
memuat sisi material dan pembersihan pekerjaan, bag.    tengahnya dapat 
diganti dengan pisau yang rata kiri kanannya.    Bowl bila telah penuh, 
elevator harus dihentikan agar tidak terjadi ceceran.    Kemudian bowl 
diangkat setinggi 5 cm, - pada posisi ini – semua tumpukan ta    nah 
lepas akan diratakan, sehingga daerah galian akan dalam keadaan 
rata.Baru    bowl diangkat secukupnya untuk hauling.    Pada waktu 
sampai didaerah penebaran bowl harus direndahkan pada ketebalan    
penyebaran yang dikehendaki. Keadaan timbunan dan tebal penyebaran menen
    Selama penyebaran traktor harus bekerja pada full engine speed 
dengan tanpa    terjadi hentakan mesin, sambil scraper berjalan lantai 
ejector dibuka, material    dalam bowl akan jatuh dengan sendirinya dan 
loading edge dari lantai ejector    akan meratakan teberan tersebut 
dalam suatu lapisan yang rata.A                                         
                                       26 
 
- 27. 2. 1. 3. Multi 
Scrapers.            Pada Conventional Scraper dikondisi yang berat 
digunakan tambahan tenaga            dari suatu dozer, maka dalam suatu 
operasi dari beberapa scraper, timbul ide            untuk memanfaatkan 
tenaga dan dozer itu sendiri untuk saling membantu me            nambah 
tenaga pendorong pengganti special dozer.            Untuk mendorong 
dengan saling membantu ini diperoleh :                  1. Tambahan 
tenaga dorong.                  2. Tambahan niali traksi yang tinggi.   
               3. Waktu tunggu didorong dozer hilang.            
Dibandingkan sisten conventional scraper, pada system multy scraper ini 
biaya            maintenance, repair dan ban akan lebih tinggi.         
   Untuk operasi dengan Multy Scraper, dikenal technical push pull 
concept, se-            perti telah dijelaskan diatas.    2. 2.   
Produksi Scrapers.               Produktivitas scrapers tergantung pada 
jenis material, tenaga mesin untuk         mengangkut, kondisi jalan, 
kecepatan alat dan efisiensi alat. Pertama-tama ba-         nyaknya 
material yang akan dipindahkan dan jumlah pengangkutan dalam satu       
  jam ditentukan. Volume material yang akan dipindahkan akan 
mempengaruhi         kapasitas scraper yang dipilih, sedangkan jumlah 
pengangkutan per jam tergan-         tung pada waktu siklus scraper.    
           Waktu siklus scrapers merupakan perjumlahan dari waktu maju 
(LT), wak         tu pengangkutan (HT), waktu pembongkaranmuatan (DT), 
waktu kembali (RT)         dan waktu antri (ST). selain ituada tambahan 
waktu berputar atau turning time         (TT) dan waktu percepatan, 
perlambatan dan pengereman/decelerating andbreak         ing time 
(ADBT). Karena LT, DT, ST, TT dan ADBT konsisten maka waktu-         
waktu tersebut dikategorikan sebagai waktu tetap, (lihat Tabel 2. 1. ) 
sehingga         rumus yang dipakai adalah :                FT = LT + DT
 + ST + TT + ADBT. …………………… (2. 1.)              Waktu pengangkutan dan 
waktu kembali tergantung pada grafik yang dikelu         arkan oleh 
produsen alat berat untuk setiap modelnya. (akan dilampirkan).-         
penggunaan grafik tersebut adalah sbb :             1. Hitung RR dan GR 
permukaan jalan dan jumlahkan (TR).             2. Hitung berat alat 
ditambah berat material didalam bowl, jumlah berat                yang 
ada tidak boleh melampaui berat maksimum yang dianjurkan.             3.
 Untuk permukaan jalan yang datar dan menanjak atau TR > 0, gunakan  
              grafik Rimpullspeed gradeability sedangkan untuk jalan 
menurun dan                TR < 0, gunakan grafik Continuous grade 
retarding.A                                                             
                         27 
 
- 28. 4. Tarik garis vertical dai 
atas yang sesuai dengan berat alat dan material.          5. Tarik garis
 TR hasil penjumlahan no. 1 sesuai dengan TR yang ada sam              
pai bertemu dengan garis vertical no. 4.          6. Dari titik 
pertemuan kedua garis tarik garis horizontal kearah grs kurva.          
7. Dari pertemuan kurva dengan garis tersebut tarik garis vertical 
kebawah             sampai ke skala kecepatan.          8. Dari 
kecepatan dan jarak tempuh akan didapat waktu pengangkutan.             
                            Tabel 2. 1. Nilai FT (menit).    
==========================================================              
                         Kecepatan Pengangkutan Rata-rata        
Kegiatan             
-------------------------------------------------------------------------
                                    8 - 12,5 km/j         12,5 - 24 km/j
            24 - 48 km/j                             
--------------------------------------------------------------------------
                             1       2        3        1         2      
  3       1        2       3    
---------------------------------------------------------------------------------------------------
      Pemuatan              0,8     1.0      1,4       0,8      1.0     
1,4       0,8     1.0 1,4      Pembongkaran          0,4      0,5     
0,6       0,4      0,5      0,6      0,4      0,5 0,6      & memutar
      Percepatan &          0,3     0,4      0,6       0,6      0,8 
    1.0       1.0     1,5 2.0      Perlambatan    
---------------------------------------------------------------------------------------------------
         Total              1,5      1,9     2,6       1,8      2,3     
  3.0     2,2 3.0 4.0    
==========================================================     Sumber : 
Peurifoy, 1985.      Catatan : 1 : kondisi baik ; 2 : kondisi sedang ; 3
 : kondisi buruk.            Sedang waktu siklus (CT) adalah penjumlahan
 waktu tetap, waktu angkut     dan waktu kembali. Waktu angkut dan waktu
 kembali dihitung tersendiri karena     selalu berubah tergantung pada 
kondisi jalan dan jarak tempuh.     Perhitungan CT menggunakan rumus :  
                   CT = HT + RT + FT …………………………….. (2. 2.)     Rumus 
yang digunakan untuk menentukan produksi Scrapers adalah :              
             V x 60 x eff                   Prod = -------------------- 
……………………………... (2. 3.)                               CT s           
Pemakaian alat bantu /pusher pada scraper didalam operasinya dapat me-  
   naikkan produktivitas alat. Umumnya sebuah pusher dapat membantu 
beberapa     scraper dalam melakukan pekerjaannya. Waktu siklus pusher 
adalah waktu yang     dibutuhkan untuk memuat material ke dalam scrapers
 ditambah waktu yang dibu     tuhkan piusher untuk bergerak dari satu 
scraper ke scraper lainnya. Waktu siklusA                               
                                                                    28 
 
- 29.
 (dalam menit) ini dicari dengan menggunakan rumus :                    
   CT p = 1,4 LT s + 0,25 ……………………. (2. 4.)                Jumlah 
Scrapers yang dapat dibantu oleh sebuah pusher adalah :                 
      N = Ts/ Tp       …………………………………. (2. 5.)       Sedangkan metode 
yang dipakai pusher dalam mendotong scrapers dapat dilihat       pada 
Gambar 2. 1.             Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk 
meningkatkan produksi       Scrapers didalam operasinya, cara-cara itu 
adalah :       1. Pertama dengan menggemburkan tanah yang akan dimuat ke
 dalam bowl.           Dengan demikian waktu muat akan berkurang. 
Kedalaman penetrasi dari           Ripper harus lebih besar dari 
kedalaman penetrasi cutting edge scrapers.       2. Cara kedua adalah 
dengan membasahi tanah yang akan diangkut. Ada bebe           rapa jenis
 tanah yang dapat dimuat dengan lebih mudah bila dalam keadaan          
 basah. Pembasahan tanah ini dilakukan sebelum tanah dimuat ke scrapers.
       3. Cara lain adalah bila dijumpai lokasi medan yang menurun, maka
 produksi           Scraper dalam memuat material juga akan meningkat.  
                                                                        
       Gambar2. 3 : Metode                                              
                      untukmendorongScrapers.      Contoh soal :        
     Tanah sebanyak 300.000 lcm yang dipindahkan dengan menggunakan     
  scraper 621E. Spesifikasi tanah dan alat adalah sebagai berikut :     
        berat jenis tanah = 1340 kg/lcm             job efficiency    = 
50/60             heaped capacity = 15,30 m³.A                          
                                                          29 
 
- 30.
 berat kosong      = 30.479 kg.           berat maksimum = 52.249 kg.   
        kondisi permukaan sedang           untuk loading digunakan 
pusher.           A - B : L = 1,0 km dan RR = 6 %.           B - C : L =
 0,5 km dan RR = 4 %, GR = 8 %.    Pertanyaan : 1.     Berapa    siklus 
waktu scrapers ?                 2.     Berapa    produktivitas scrapers
 ?                 3.     Berapa    siklus waktu pusher ?               
  4.     Berapa    jumlah scrapers yang diperlukan ?    Jawaban :    
Menentukan waktu berangkat :    Berat scrapers : berat kosong + 
(kapasitas scrapers x bj tanah)                     : 30.479 + ( 15,3 x 
1340 )                     : 50.981 kg < berat maksimum (52.249) OK. 
   =========================================================       Dari 
       RR        GR        TR          L (km) V (km/jam)              t 
(menit)    
-------------------------------------------------------------------------------------------------
      A - B         6         0         6             1             23  
            2,6      B - C         4         8         12            0,5
           12              3,8    
--------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                        
 t 2 =         6,4    Menentukan waktu kembali :    Berat Scrapers = 
30.479 kg.    ==========================================================
       Dari          RR          GR          TR         L (km) V (km/j) 
             t (menit)    
--------------------------------------------------------------------------------------------------
      C - B           4           -8         -4           0,5           
55              0,5      B - A           6            0          6      
     1.0           39               1,5    
--------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                        
     t 4 = 2.0            t 1 + t 3 = 3.0 ( table 2.1 )        waktu 
siklus = t 1 + t 3 + t 2 + t 4                     = 3.0 + 6,4 + 2.0    
                 = 9,6 menit        Produktivitas scraper = kapasitas x 
60 /wktu siklus x job eff.                              = 15,30 60 / 9,6
 x 50/60                              = 79,69 lcm /jam        Waktu 
siklus pusher = 140 % loading time + 0,25                            = 
1,4 x 1 + 0,25A                                                         
                                         30 
 
- 31. =    1,65 menit
    Jumlah scrapers = waktu siklus scrapers / waktu siklus pusher.      
              = 9,6 / 1,65                    = 15 scrapers.            
                   BAB III.             ALAT PENGGALI DAN ALAT PEMUAT   
                           EXCAVATOR.A                                  
                                  31 
 
- 32. Sesuai dengan namanya 
alat ini dibuat agar dapat berfungsi sebagai pengga    li, pengangkat 
maupun pemuat tanpa harus berpindah tempat menggunakan tena-    ga power
 take off dari mesin yang dimiliki.           Secara anatomis bagian 
utama dari excavator adalah :         a. Bagian atas (dapat berputar) 
disebut “revolving unit”.         b. Bagian bawah (untuk gerak maju, 
mundur dan jalan) disebut “travel            unit”.         c. 
Attachment unit adalah perlengkapan yang diganti sesuai kebutuhan       
     Bagian traveling unit dari Excavator dapat berupa crawler (rantai) 
atau    wheel mounted (roda karet) yang digunakan untuk berjalan. Khusus
 pada Exca-    vator wheel mounted dimaksudkan agar memiliki kecepatan 
gerak atau berpindah    dari satu tempat ketempat lain relative lebih 
cepat dibandingkan menggunakan    crawler excavator, sehingga wheel 
excavator memiliki dua mesin penggerak, per-    tama sebagai mesin 
penggerak traveling unit kendaraannya (truck) dan lainnya    merupakan 
mesin penggerak alat excavator seperti revolving unit maupun pengge    
rak attachment unit dalam melakukan fungsinya sebagai alat penggali, 
pengang-    kat maupun pemuat. Dan bagian revolving unit merupakan 
bagian untuk berputar    mendatar.            Pengendalian attachment 
unit excavator dapat dibedakan dua cara :         a. Pengendalian dengan
 Cable controlled.         b. Pengendalian dengan Hydrualic controlled. 
          Prinsip kerja kedua system kontrol ini hampir sama, namun 
system hydrau    lik controllwd memiliki keterbatasan penggantian pada 
bagian attachment diban-    dingkan system yang dikendalikan dengan 
cable controlled.             Peralatan yang tergabung dalam jenis 
Excavator adalah :         •   Backhoe         •   Power Shovel         •
   Dragline         •   Clamshell         •   Loader             
Ciri-ciri Crawler Mounted Excavator antara lain :    a.   Dapat bekerja 
pada tanah yang lunak, basah didaerah yang kasar dan berbatu.    b.   
Dapat bekerja ditempat-tempat yang sulit /sempit.    c.   Dapat mendaki 
tanjakan dengan kemiringan ± 40 %.    d.   Tidak dapat berjalan dengan 
kecepatan tinggi, lebih kurang hanya 2 km /jam.A                        
                                                        32 
 
- 33. 
e. Untuk memindahkan dari medan satu kemedan lainnya (yang agak 
berjauhan)           memerlukan alat pengangkut (trailer).              
Ciri-ciri Truck Mounted Excavator adalah :        a. Dapat berjalan 
lincah dan relative cepat ( ± 70 km /jam).        b. Kurang stabil waktu
 beroperasi hingga memerlukan alat pembantu stabilitas           
(out-rigger).        c. Memerlukan landasan tempat kerja yang cukup 
keras.        d. Perlu medan kerja yang relative lebih luas.        e. 
Daya tanjak kurang.        f. Memerlukan 2 (dua) orang operator.    3. 
1. BACKHOE.               Dengan memasang “Hoe bucket” pada deeper 
stick, Backhoe merupakan        salah satu dari kelompok excavator yang 
digunakan, sebagai penggali tanah yang        berada di bawah kedudukan 
alat tersebut, untuk penggalian saluran, terowongan,        pondasi 
bangunan/basement dan sebagainya. Sehingga fungsinya mirip Dragline     
   atau Clamshell, namun Backhoe dapat menggali lebih teliti pada jenis 
kendali        dengan hidrolik. Serta memiliki kemampuan yang lebih baik
 dalam melakukan        penggalian karena punya pergelangan yang dapat 
berputar pada bagian bucket        (wrist action bucket) dan dapat 
difungsikansebagai alat pemuat tanah bagi Truck        pengangkut hasil 
galian. Backhoe berbeda dengan Power Shovel yang dibuat        guna 
melakukan penggalian diatas permukaan tebing.               Gambar 3 . 1
 : BACKHOE (Wheel dan Crawler Type).    3. 1. 1. WAKTU SIKLUS.          
    Gerakan yang diperlukan dalam pengoperasian Backhoe adalah :        
   a. Gerakan yang mengisi bucket (land bucket).           b. Gerakan 
mengayun (swing loaded).A                                               
                                     33 
 
- 34. c. Gerakan 
membongkar beban (dump bucket).          d. Gerakan mengayun balik 
(swing empty).              Ke-4 gerakan tersebut merupaklan lamanya 
waktu siklus, namun demikian       kecepatan waktu siklus ini tergantung
 pada besar kecilnya ukuran Backhoe, sema       kin kecil Backhoe maka 
waktu siklus akan lebih cepat karena lebih gesit, lain dgn       yang 
berukuran besar. Demikian juga dengan kondisi kerja, akan mempengaruhi  
     kelincahan Backhoe, seperti pada penggalian tanah liat, penggalian 
saluarn dll.       Pada tanah yang sulit digali, waktu pengisian bucket 
yang diperlukan akan lebih       lama. Juga pada pekerjaan penggalian 
saluran yang dalam dan jarak pembuangan       nya jauh, maka bucket 
harus bergerak lebih jauh, dengan demikian waktu siklus       yang 
dibutuhka juga akan lama. Demikian pula pembuangan tanah atau pemuatan  
     tanah dari Backhoe ke Truck yang berada sebidang akan mempengaruhi 
waktu       siklus.                       Tabel 4, 1. Waktu siklus 
Backhoe beroda crawler (menit).       
==========================================================              
      Jenis                                         Ukuran Alat         
        Material                      < 0,76 m³        0,94 - 1,72 m³
          > 1,72 m³       
--------------------------------------------------------------------------------------------------
         Kerikil, pasir, tanah organik             0,24              
0,30                  0,40         Tanah, lempung lunak                 
     0,30             0,375                  0,50         Batuan, 
lempung keras                     0,375            0,462                
  0,60       ========================================================== 
       Sumber : Construction Methods and Management, 1998.              
          Tabel 4. 2. Faktor koreksi untuk kedalaman dan sudut putar.   
    ==========================================================          
   Kedalaman                                      Sudut Putar (ยบ)       
 galian (% dari maks.)         45         60          75         90     
    120          180       
--------------------------------------------------------------------------------------------------
                30                   1,33       1,26        1,21       
1,15        1,08         0,95                50                   1,28  
     1,21        1,16       1,10        1,03         0,91               
 70                   1,16       1,10        1,05       1,00        0,94
         0,83                90                   1,04       1,00       
 0,95       0,90        0,85         0,75       
==========================================================        Sumber
 : Construction Methods and Management, 1998.    3. 1. 2. PEMILIHAN 
TRACKSHOE.              Biasanya Excavator bekerja pada kondisi 
berbeda-beda, seperti di tanah       keras, tanah lembek atau lunak, 
permukaan berbatu dan lain-lain. Berdasarkan       pengalaman hal ini 
akan menimbulkan permasalahan terhadap penggunaan track-       shoe. 
Jika track-shoe bekerja pada tanah permukaan yang keras maka bagian baA 
                                                                        
                            34 
 
- 35. wah track-shoe akan 
mengalami kerusakan atau aus dengan cepat. Sehingga perlu       
dilakukan pemilihan trac-shoe yang benar-benar tepat.             Untuk 
penggunaan umum sebaiknya digunakan tipe “triple gouser section”       
(roda kelabang dengan tiga lapisan/bagian), karena memiliki traksi yang 
baik dan       memberikan kerusakan minimum terhadap permukaan tanah 
maupun jalan diban       ding dengan jenis double grouser section. 
Sedang untuk penggunaan traksi yang       maksimum biasanya digunakan 
jenis single grouser section.       Lebar Tracshoe berkisar : 18” ; 20” ;
 22” ; 24” ; 28” ; 30” ; 32” ; 36” dan 40”.            Ukuran Backhoe 
ditentukan oleh besarnya bucket standar dari PCSA (Power       Crane and
 Shovel Association), yang banyak beredar diperdagangan adalah :       
3/8 ; ½ ; ¾; 1.0 ; 1,25 ; 1,75 ; 2.0 ; 2,25 cuyd.    3. 1. 3. 
PERHITUNGAN PRODUKSI BACKHOE.             Untuk dapat menghitung 
produksi Backhoe terlebih dahulu perlu diketahui       kondisi 
pekerjaan.       Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas 
Backhoe ialah :        1. Karakteristik Pekerjaan yang meliputi :       
     • Keadaan dan jenis tanah.            • Tipe dan ukuran saluran.   
         • Jarak pembuangan.            • Kemampuan operator.           
 • Job amanagement /pengaturan operasional, dll.         2. Faktor 
kondisi mesin :            • Attachment yang cocok untuk pekerjaan yang 
bersangkutan.            • Kapasitas bucket.            • Waktu siklus 
yang dipengaruhi kecepatan travel dan system hidrolis.            • 
Kapasitas pengangkatan.         3. Pengaruh kedalaman pemotongan dan 
sudut swing :            Dalamnya pemotongan (cutting) yang diukur dari 
permukaan dimana alat            berada, mempengaruhi kesulitan dalam 
pengisian bucket secara optimal de            ngan sekali gerakan. 
Mungkin diperlukan beberapa kali gerakan untuk da-            pat 
mencapai isi bucket yang optimal. Tentu saja kondisi ini mempengaru     
       hi lamanya waktu siklus.             Menghadapi kondisi ini, 
operator mempunyai beberapa pilihan :                  • Mengisi san pai
 penuh dengan beberapa kali gerakan, atau                  • Mengisi dan
 membawa material seadanya dari hasil satu gerakan.             Namun 
pilihan itiu membawa konsekuensi produktivitas jadi berkurang,          
   sehingga efek ini perlu diperhitungkan.A                             
                                                      35 
 
- 1. ALAT-ALAT BERAT                                   oleh           
                igig soemardikatmodjo                                   
    april 2003daftar isi :   1. Tractor , Dozeer dan Ripper 
………………………………… 2   2. Scrapers …………………………………………………………. 18   3. Excavator :
 Backhoe, Shovel, Dragline dan Clamshell ……….. 26   4. Motor Grader dan 
Compactor ……………………………… 46   5. Truck …………………………………………………………….. 56   6. 
Pondasi dan Pile Hammer ……………………………………. 62   7. Cranes 
…………………………………………………………… 70   8. Stone Crusher ………………………………………………….. 78  
 9. Concrete Plant …………………………………………………. 87   10. Asphalt Plant 
…………………………………………………… 94   11. Dredger …………………………………………………………... 99 
 
- 2.
 BAB I.                      TRAKTOR DAN PERALATANNYA.    1. 1. TRAKTOR.
             Traktor banyak digunakan pada pekerjaan pemindahan tanah 
secara meka       nis, disamping fungsi utamanya sebagai penarik dan 
pendorong, traktor juga       dapat digabungkan dengan berbagai 
peralatan misalnya : shovel, ripper, dozer,       scrapper dan 
sebagainya. Traktor tersedia dalam berbagi macam ukuran , yang       
disesuaikan dengan kebutuhan proyek.       Jenis traktor dapat dibedakan
 dalam 2 (dua) kelompok, yakni :                        1. CRAWLER 
TRAKTOR.                        2. WHEEL TRAKTOR.    1. 1. 1. CRAWLER 
TRAKTOR.             Crawler traktor menggunakan roda kelabang yang 
terbuat dari plat besi.       Traktor ini digunakan sebagai :           •
 Tenaga penggerak untuk mendorong dab menarik beban.           • Tenaga 
penggerak untuk winch dan alat angkut.           • Tenaga penggerak 
blade (bulldozer).           • Tenaga penggerak front and bucket loader.
       Ukurannya berdasarkan besarnya daya mesin /tenaga geraknya 
(flywheel), mis.        65 HP; 75 HP; 105 HP, sampai 700 HP. Besarnya 
daya tarik dan kemampu-       an menahan tahanan gelinding ini 
berpengaruh terhadap produktivitas-nya.       Kecepatan traktor juga 
dibatasi antara 7 - 8 mph atau 10 - 12 km/jam.           Perbaikan 
traktor type crawler umumnya terbesar untuk perbaikan bagian       bawah
 (under-carriage), kerusakan tadi disebabkan oleh :          • Benturan 
waktu Bulldozer jalan cepat, benturan antara track-shoe dengan          
   batuan.          • Terlalu sering berjalan pada tempat yang miring 
atau sering berputar ba             lik pada satu arah.          • 
Terlalu sering track-shoe slip pada tanah tempat berpijak atau membe    
         lok secara tajam dan tiba-tiba.          • Stelan track-shoe 
terlalu kendor atau terlalu tegang.A                                    
                                                 2 
 
- 3. 1. 1. 2. 
WHEEL TRACTOR.            Wheel tractor dilengkapi dengan roda ban pompa
 (pneumatic), jadi kece-      patannya dapat lebih tinggi, akan tetapi 
tenaga tariknya rendah. Dan kecepatan      maksimumnya mencapai 45 km 
/jam. Wheel traktor ada yang roda-2 dan ada      pula yang roda-4.      
Wheel tractor dengan roda-2 karakteristiknya :         • Kemungkinan 
gear lebih besar.         • Traksi lebih besar, karena seluruh traksi 
yang ada dilimpahkan pada ke-             dua rodanya.         • Tahanan
 gelinding lebih kecil, karena jumlah roda lebih sedikit.         • 
Pemeliharaan ban lebih sedikit.      Karakteristik Wheel traktor roda-4 :
          • Lebih comfortable (nyaman).          • Stabilitasnya tinggi,
 walaupun medan kerjanya berat.          • Kecepatannya juga lebih 
tinggi.          • Dapat bekerja sendiri dengan melepas unit trail-nya. 
      Keuntungan dan kerugian Traktor type Crawler dengan Wheel.      
==========================================================              
  Crawler Tractor                                     Wheel Tractor     
 
---------------------------------------------------------------------------------------------------
       a. Konsisi kerja         • Dapat bekerja disegala medan     • 
Tanah keras, jalan beton, tanah abrasif           dengan kondisi 
bermacam-macam       tidak tajam, tanah datar, menurun. Ta-           
tanah dasar dan disegala cuaca,    nah lembek tidak bisa, koefisien 
traksi            dengan koefisien traksi > 0,90.     < 0,60.     
  b. Efek pada tanah dasar.         • Dapat berpijak dengan baik dan    •
 Memberikan kepadatan yang baik, ter           dapat dilengkapi dgn 
ber-macam2      gantung dari counter-weight dan balas           
sepatu(shoe) dan berbagai macam     yang dipergunakan 1,25 – 1,5 kg/cm² 
          ukuran ( 0,4 - 1,05 kg /cm²).       c. Pemakaian.         • 
Untuk operasi jarak dekat, dapat  • Untuk operasi jarak jauh.           
digunakan pd tanah bergumpal.     • Baik untuk tanah gembur.         • 
Kec. mundur rendah (4 – 7 mil/   • Kecepatan mundur 8 - 12 mil /jam.    
       jam), ukuran pisau pendek dan    • Ukuran pisau panjang, beban 
pisau se           beban berat.                          dang. Memotong 
tanah tipis.         • Dapat memotong tanah tebal.       • 
Mobolitas/maneuver tinggi.         • Mobilitas/maneuver rendah.        •
 Memiliki kebebasan pandang yg baik      
==========================================================A             
                                                                        
                 3 
 
- 4. Gambar 1. 1       : Wheel Tracktor dan 
Crawler Tracktor.    1. 1. 3. Faktor yang dipertimbangkan untuk memilih 
Tractor.                 Faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih
 traktor ialah :          a.   Ukuran yang diperlukan untuk pekerjaan 
yang akan dilaksanakan.          b.   Jenis pekerjaan yang akan 
dilaksanakan, mis. mendorong (dozing), menarik               Scrapper, 
Ripping, mengupas tanah, memuat (loading) dan lain-lain.          c.   
Jenis landasan tempat beroperasinya traktor, tanah stabil atau labil.   
       d.   Kekerasan jalan hantar yang akan dilalui.          e.   
Kekasaran jalan yang akan dilalui.          f.   Kemiringan jalan 
(tanjakan /turunan).          g.   Panjang lintasan pengangkutan.       
   h.   Jenis pekerjaan selanjutnya yang akan dikerjakan, setelah proyek
 ini selesai.      1. 2.    BULLDOZER.                Bulldozer ialah 
alat yang mesin penggerak utamanya adalah traktor.          Sebutan 
bulldozer berasal dari traktor yng perlengkapan (attachment)-nya        
  dozer atau pendorong yang disebut juga blade. Kemampuan bulldozer ini 
untuk          mendorong tanah ke muka, disamping itu ada yang disebut 
dengan angle dozer          yang dapat mendorong tanah atau material ke 
samping. Angle ini dapat membuat          sudut 25ยบ terhadap posisi 
lurus.                Menurut track-shoe nya, bulldozer dapat dibedakan 
atas :          a. Crawler tractor dozer (dengan roda kelabang).A       
                                                                        
           4 
 
- 5. b. Wheel traktor dozer (dengan roda ban).      
c. Swamp bulldozer (untuk daerah rawa).            Sedangkan berdasarkan
 penggerak blade-nya, bulldozer dibedakan oleh :      a. Pengendalian 
dengan kabel.      b. Pengendalian dengan hidrolik.                     
                                                                Gambar 
1. 2. : BULLDOZER.1. 2. 1. FUNGSI DAN KERJA BULLDOZER.           
Bulldozer digunakan untuk mendorong tanah, seperti meratakan tanah dan  
    mengupas permukaan humus tanah.      Fungsi lai dari bulldozer 
adalah :      a. Membersihkan site dari kayu-kayuan, pokok/tonggak pohon
 dan batu-batuan      b. Membuka jalan kerja di pegunungan maupun daerah
 berbatuan.      c. Memindahkan tanah yang jauhnya hingga 300 feet ( ± 
90 meter).      d. Menarik Scrapper.      e. Menghampar tanah isian 
(fill).      f. Menimbun kembali bekas galian.      g. Membersihkan site
 atau medan kerja.             Posisi blade pada bulldozer ada 2(dua), 
yaitu posisi tegak lurus dan posisi      miring. Posisi blade tegak 
lurus hanya dapat bergerak maju, dan posisi miring da      pat 
bergerak-gerak sesuai dengan jarak kemiringannya (kedepan dan 
kesamping).      Jenis blade yang digunakan pada bulldozer adalah :     
  1. UNIVERSAL BLADE ( U-BLADE).          Blade ini dilengkapi dengan 
sayap yang bertujuan meningkatkan produktivi          tas. Sayap ini 
akan membuat bulldozer mendorong/membawa muatan lebih          banyak, 
karena memungkinkan kehilangan muatan lebih kecil.A                     
                                                                 5 
 
- 6.
 Kebanyakan blade tipe ini dipakai untuk pekerjaan reklamasi tanah, 
peker         jaan penyediaan bahan (stock pilling) dan lain-lain.    2.
 STRAIGHT BLADE ( S –BLADE).       Blade jenis ini sangat cocok untuk 
berbagai kondisi medan, blade ini meru       pakan modifikasi dari 
U-blade. Banyak digunakan untuk mendorong mate       rial cohesive, 
penggalian struktur dan penimbunan. Dengan memiringkan       blade dapat
 berfungsi untuk menggali tanah keras. Manuver blade jenis ini       
lebih mudah dan dapat menangani material dengan mudah.    3. ANGLING 
BLADE ( A –BLADE).       Blade dengan posisi lurus dan menyudut, juga 
dibuat untuk :       • Pembuangan kesamping (side casting).       • 
Pembukaan jalan (pioneering roads).       • Penggalian saluran (cutting 
ditches).       • Sangat effektif untuk pekerjaan side hill cut atau 
back filling.       • dan lain-lain pekerjaan yang sesuai.    4.   
CUSHION BLADE ( C –BLADE).         Blade tipe ini dilengkapi dengan 
rubber cushion (bantalan karet) untuk mere         dam tumbukan. Selain 
untuk push dozing, blade juga dipakai untuk pemeli         haraan jalan 
dan pekerjaan dozing yang lain. Lebar C-blade memungkin         kan 
peningkatan manuver.         Selain perlengkapan standar Bulldozer ini 
juga memiliki beberapa option /         Peralatan tambahan seperti : 
Pisau garuk, Garu batuan, Pembajak akar,         Pemotong pohon jenis V,
 Kanopi pelindung operator, Roda pencacah,         Kap pelindung untuk 
pekerjaan berat dsb.    5.   BOWL-DOZER.         Blade ini dibuat untuk 
membawa /mendorong material dengan kehilangan         sesedikit mungkin,
 karena adanya dinding besi pada sisi blade yang cukup         lebar. 
Bentuknya seperti mangkuk, menyebabkan ia disebut bowl-dozer.    6. 
BLADE UNTUK MATERIAL RINGAN.       Alat ini didesain untuk pekerjaan 
material non-kohesif yang lebih ringan.       Contohnya seperti stock 
pile dari tanah lepas/gemburA                                           
                                        6 
 
- 7. Gambar 1. 3 : 
Jenis Blade pada Bulldozer    1. 2. 2. PERBANDINGAN PENGENDALI KABEL DAN
 HIDROLIK.           Perbedaan system pengendalian antara kabel dan 
hidrolik adalah :       a. PENGENDALI KABEL.          1. Sederhana dalam
 pemasangan.          2. Sederhana dalam perbaikan dan perawatan.       
   3. Menyadari akan adanya kerusakan mesin, karena blade dapat mengang 
            kat sendiri jika menemui rintangan.          4. Diperlukan 
alat bantu dalam operasinya, misalnya blasting dalam pe-             
kerjaan penggusuran.       b. PENGENDALI HIDROLIK.          1. Dapat 
menekan blade ke tanah, dengan tambahan beban sendiri dari             
Bulldozer.          2. Lebih cepat mengatur posisi blade sesuai yang 
dikehendaki.          3. Pemeliharaan lebih rumit dan teliti.          
4. Sulit untuk menyediakan minyak hidrolis jika site jauh dari kota.A   
                                                                        
       7 
 
- 8. Gambar 1 . 4 : Bulldozer dengan Kontrol Hidrualis. 
              Gambar 1 . 5 : Bulldozer dengan Kontrol Kabel.    1. 2. 3.
   PENGGUNAAN BULLDOZER.    1. 2. 3. 1.   PEMOTONGAN dan PENIMBUNAN 
TANAH.             Permukaan tanah pada umumnya tidak berupa tanah 
datar. Pada saat sua-       tu proyek akan dikerjakan maka permukaan 
tanah harus diratakan. Tanah yang       ketinggiannya melebihi elevasi 
yang diinginkan harus ditimbun. Ada beberapa       cara yang dipakai 
untuk menentukan volume tanah yang harus dibuang/ditimbun.       Untuk 
proyek-proyek bangunan umumnya menggunakan metode grid, sedang-       
kan untuk proyek jalan biasa dipakai metode ruas.        a. Metode Grid.
           Pada metode ini luas tanah dibagi menjadi beberapa sector 
dengan luas yang       sama. Semakin banyak pembagian sector dalam suatu
 luas tanah, maka akurasiA                                              
                                     8 
 
- 9. dari angka yang 
dihasilkan akan semakin baik. Pada titik-titk persimpangan diu    kur 
ketinggian tanah di titik itu dan ketinggian yang diinginkan. Untuk 
menentu    kan volume tanah, maka perbedaan angka ketinggian dikalikan 
dengan luas yang    dicakup oleh titik tersebut. Dengan menjumlahkan 
volume pada setiap titik maka    akan didapat volume total tanah yang 
harus dipotong dan yang harus ditimbun.           Jika dilakukan 
penggambaran, maka pada setiap persimpangan titik dicatat    data-data 
yang dibutuhkan, seperti yang terlihat pada Gambar 1.1. Setelah itu    
dibuat table untuk menghitung volume tanah galian dan timbunan. Pada 
gambar    1. 2. dapat dilihat bagaimana perhitungan luas area yang 
ditentukan pada sebuah    titik. Sebagai contoh, pada titik 1-A, luas 
area yang ditentukan oleh titik tersebut    adalah 0,25 (jika luas 
sector dinotasikan dengan A). sedangkan 1-B adalah 2 x    0,25 A dan 2-B
 adalah 4 x 0,25 A.                  Ketinggian yang                
Ketinggian yang                     Diinginkan                      
sebenarnya                    Kedalaman                       Kedalaman 
                   penggalian                      penimbunan          
Gambar 1. 6 : Data yang tercatat pada setiap persimpangan               
            A                B                 CA                       
                                                               9 
 
- 10.
 Gambar 1. 7 : Pembagian sector untuk setiap titik.         Contoh no. 
1:                  Jika diketahui data permukaan adalah sebagi berikut :
                        A                        B                      
 C     1              4,2     6,5              4,4     5,0             
4,6   3,0                    2,3                      6,0               
      0,0     2             4,4          5,1            4,6      3,2    
        4,8       2,8                   0,7                             
     1,4                      2,0     3             4,6      3,6        
        4,8      2,0            5,0       5,3                           
 1,0                         2,8            0,3     4             4,8   
   1,9                5,0      4,0            5,2       8,2             
               2,9                         1,0            3,0     5     
        5,0      3,0                5,2      3,8            5,4       
6,4                            2,0                         1,4          
  1,0         Dengan luas setiap sector adalah 4 x 8 m², berapakan 
volume tanah galian dan         timbunan ?Titik      Elev.         Elev.
        Tinggi   Tinggi    Frek      Luas      Vol.      Vol.           
Baru          Lama          Gali    Timb.               Tetap     Gali  
    Timb.                                       (m)      (m)            
    (m²)      (m³)       (m³)1A          4,2           6,5           2,3
      0,0          1     32        73,6       0,01B          4,4        
   5,0           0,6      0,0          2     32        38,4       0,01C 
         4,6           3,0           0,0      1,6          1     32     
     0,0     51,22A          4,4           6,1           0,7      0,0   
       2     32        44,8       0,02B          4,6           3,2      
     0,0      1,4          4     32          0,0    179,22C          4,8
           2,8           0,0      2,0          2     32          0,0    
 1283A          4,6           3,6           0,0      1,0          2     
32          0,0       643B          4,8           2,0           0,0     
 2,8          4     32          0,0    358,43C          5,0           
5,3           0,3       0,0          2     32        19,2       0,04A   
       4,8           1,9           0,0      2,9          2     32       
  0,0     185,64B          5,0           4,0            0,0      1,0    
      4     32         0,0      128A                                    
                                                      10 
 
- 11. 4C
      5,2       8,2        3,0         0,0          2        32        
19        0,05A      5,0       3,0        0,0         2,0          1    
    32        0,0       645B      5,2       3,8        0,0         1,4  
         2       32        0,0      89,65C      5,4       6,4        1,0
         0,0           1       32         32        0,0                 
                                             Total     400      1248    
       Elevasi permukaan selain diukur sendiri juga dapat dihitung dari 
kontur-     kontur suatu daerah yang biasanya bisa didapat dari badan 
pemetaan. Untuk me     nentukan ketinggian suatu titik yang ada di 
antara dua kontur maka perhitungan-     nya dapat dilakukan dengan 
menggunakan interpolasi.     Rumus interpolasi adalah sebagai berikut : 
                        ji           x i = xr + --- (xt – xr) 
………………………………………… ( 1.1)                        jt     Pada rumus diatas 
xi adalah ketinggian yang ingin dicari, sedangkan xt dan xr     adalah 
ketinggian kontur yang lebih tinggi dan lebih rendah dari xi.     jt 
adalah jarak antara kedua kontur dan ji adalah jarak antara xi dan xt 
(gbr. 1.3).                            Gambar. 1. 8 : Peta kontur     b.
 Metode Ruas.           Pada gambar rencana suatu proyek jalan, misalnya
 terdapat suatu garis yg     disebut garis as jalan. Garis as jalan ini 
merupakan garis tengah suatu rencana ja-     lan. Panjang garis as jalan
 metentukan panjang dari jalan yang akan dibuat.     Untuk menghitung 
volume tanah galian dan timbunan pada area rencana jalan ter     Sebut 
maka garis as jalan harus dibagi menjadi beberapa ruas yang sama panjang
     atau yang juga dikenal dengan istilah stasiun. Pada setiap titik 
pertemuan ruas di     adakan survey laoangan mengenai ketinggian elevasi
 setiap sisi dari as jalan.     Langkah selanjutnya adalah dengan 
menggambarkan hasil survey yang menunjuk     kan elevasi yang sebenarnya
 dan yang diinginkan pada titik tersebut.     Karena bentuk permukaan 
biasanya tidak beraturan maka bentuk permukaan tsb.     dapat 
disederjanakan ke suatu bentuk lain seperti segitiga, trapezium dll.    
 kemudian hitung luas daerah (secara vertical) yang akan digali dan 
ditimbun.     Dari hasil perhitungan, dengan mengalikan jarak antara 
titik maka akan didapat     Volume tanah galian dan timbunan. Jika 
diturunkan dalam bentuk rumus, maka :A                                  
                                                    11 
 
- 12. 
∑(A2….An-1)            Volume = spasi x { A1 + An + -----------------} 
…………………. (1.2)                                                 2       N
 pada rumus (1. 2.) adalah jumlah titik pertemuan ruas atau stasiun 
(Sta).       Untuk mendapatkan hasil yang akurat jumlah n dapat 
diperbanyak pada suatu       panjang tertentu. An adalah luas galian 
atau timbunan pada stasiun terakhir.       Contoh no. 2:             
Jalan sepanjang 800 meter akan dibangun. Pada setiap stasiun dilakukan  
     survey lapangan untuk menentukan volume galian dan timbunan pada 
stasiun tsb.       Hasil dari survey adalah :        
=========================================================               
Stasiun                      Luas galian (m²)              Luas timbunan
 (m²)        
-------------------------------------------------------------------------------------------------
               0,000                                55                  
          30               0,100                                20      
                      15               0,200                            
    25                            80               0,300                
                10                            99               0,400    
                            18                            75            
   0,500                                25                            50
               0,600                                22                  
          40               0,700                                32      
                      25               0,800                            
    33                            20          
========================================================Tentukan berapa 
volume tanah galian dan timbunan pada rencana jalan tersebut ?          
   Untuk memudahkan perhitungan volume tanah galian dan timbunan maka   
    dari data diatas dapat dibuat table.     Hasilnya adalah sebagai 
berikut :A                                                              
                                       12 
 
- 13. Sta.     Pjg.    
 L. Gal.     Rata-      L. Timb.       Rata-     Vol.      Vol.         
Ruas      (m²)      rata Gal.      (m²)     rata Timb.    Gal.     Timb.
         (m)                  (m²)                      (m²)      (m²)  
     (m²)0,000              55                        30         100    
              37,5                     22,5       3750      22500,100   
           20                        15         100                  
22,5                     47,5       2250      47500,200              25 
                       80         100                  17,5             
        89,5       1750      89500,300              10                  
      99         100                  14                       87       
  1400      87000,400              18                        75         
100                  21,5                     62,5       2150      
62500,500              25                        50         100         
         23,5                     45         2350      45000,600        
      22                        40         100                  27      
                 32,5       2700      32500,700              32         
               25         100                  32,5                     
22,5       3250      22500,800              33                        20
                                                       Total      19600 
    40500    1. 2. 3. 2. PEMBERSIHAN LAHAN (LAND CLEARING).        a. 
Land Clearing.              Sebagai pioneer equipment tugas pertama 
Bulldozer adalah land clearing        yaitu merobohkan pohon, 
membersihkan semak belukar, membongkar tanggul        dan akar-akar 
pohon. Didalam merobohkan pohon-pohon besar (diameter 30 – 50        cm)
 tidak dibenarkan menggunakan tenaga sepenuhnya, pertama-tama blade dina
        ikkan setinggi-tingginya, kemudian mendorong secara perlahan 
dengan 50 %        tenaga. Diusahakan arah rebahan pohon sesuai 
kemiringannya, dan dijaga agar        ranting dan cabang pohon tidak 
membahayakan operator, selanjutnya pada arah        yang berlawanan 
dilakukan pemotongan akar-akar besar dengan kedalaman yang        cukup,
 akhirnya membuat oprit (ramp) untuk mendaapatkan titik sentuh blade    
    setinggi mungkin agar mendapatkan momen yang besar guna merobohkan 
pohon        Perhitungan produktivitas pembersihan lahan dapat dilakukan
 dengan rumus sbb:A                                                     
                              13 
 
- 14. Lebar cut (m) x kec. 
(km/jam) x efisiensi     Prod. (ha /jam) = 
------------------------------------------------------ ………(1. 3)        
                                       10    Sedangkan produktivitas 
pemotongan kayu atau pepohonan (dalam satuan menit/    acre) dihitung 
dengan rumus :      Prod. = H( A x B + M1 x N1 + M2 x N2 + M3 x N3 + M4 x
 N4 + D x F)                                             …………………………… (1.
 4)    dimana, H      : faktor kekerasan kayu ( table 1. 1 ).           
 A       : kepadatan pohon.            B      : base time.            M 
     (menit) : waktu pemotongan .            N              : banyak 
pohon /acre dengan diameter tertentu.            D       (ft )  : jumlah
 diameter pohon dengan ukuran > 6 ft.            F      (menit/ft) : 
waktu pemotongan pohon dengan diameter > 2 mtr (6 ft).               
                Tabel 1. 1. Faktor kekerasan kayu.               
===============================================                  
KEKERASAN KAYU (%)                                         H            
   
--------------------------------------------------------------------------------
                   75 - 100 % kayu keras                                
    1,3                   25 - 75 % kayu keras                          
           1,0                    0 - 25 % kayu keras                   
                  0,7               
================================================                 Sumber :
 Peurifoy, 1996.        Nilai A : 2,0 jika kepadatan pepohonan lebih 
besar dari 600 pohon /acre                      atau pohon yang ada 
adalah pohon besar.        Nilai A : 1,0 jika kepadatan pepohonan antara
 400 - 600 pohon /acre.        Nilai A : 0,7 jika kepadatan pepohonan 
kurang dari 400 pohon /acre.                         Tabel 1. 2. Faktor 
produksi    ==========================================================  
    Traktor                                         diameter        (hp)
           B         1 – 2 ft      2 – 3 ft       3 – 4 ft      4 – 6 ft
       > 6 ft                                    M1           M2     
        M3            M4              F    
---------------------------------------------------------------------------------------------------
       165          34,41           0,7          3,4           6,8      
       -              -       215          23,48           0,5          
1,7           3,6            10,2           3,3       335          18,22
           0,2          1,3           2,2            6,0            1,8 
      460          15,79           0,1          0,4           1,3       
     3,0            1,0A                                                
                                                  14 
 
- 15. 
==========================================================      Sumber :
 Peurifoy, 1996.        Jika pembongkaran dan pemindahan akar juga 
dilakukan dalam satu kegiatan    maka nilai produktivitas diatas 
ditambahkan 25 %. Sedangkan pemindahan akar    dilakukan terpisah maka 
produktivitas ditambahkan 50 %.    b. Stripping.          Yang dimaksud 
dengan stripping disini adalah pengupasan top soil yang tak    dapat 
dimanfaatkan untuk bahan timbunan, diusahakan stripping ini jarak angkut
    nya tidak melebihi 100 meter dan dikerjakan sekali dorong serta pada
 jalur yang    tidak menanjak. Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi 
kerja.    c.  Side Hill Cut.          Ada kalanya pioneering dilakukan 
dari tempat yang tinggi ketempat yang    rendah, cara ini lebih 
menguntungkan karena adanya gravitasi. Untuk menaiki    tempat yang 
tinggi biasanya dilakukan dari seberang bukit atau bila daerahnya    
cukup curam digunakan winch. Bila menjumpai tempat kedudukan yang mantap
    maka Bulldozer bisa memulai manuver untuk membuat alur jalan yang 
direncana    kan dengan cara short swinging proses kebawah. Cara short 
swinging proses ini    dapat pula dilakukan dari bawah keatas setelah 
jalan tersebut selesai, maka bull-    dozer membuat cutting step by 
step.    d.  Dozing Rock.          Dengan memiringkan blade, Bulldozer 
sangat baik untuk membongkar batu    an sand stone rock, shale maupun 
boulder, dengan cara mengangkat lapisan ba-    tuan dan mendorongnya.   
 e.  Down Hill Slot Dozing.           Dengan cara ini dimaksudkan untuk 
meningkatkan kapasitas produksi alat,    yaitu dengan cara menggunakan 
tanggul yang terjadi akibat ceceran (spillage)    dari beberapa proses 
pertama hingga terjadi paritan. Dengan cara ini maka untuk    proses 
selanjutnya ceceran tidak terjadi lagi, dan produksi Bulldozer bisa 
mening    kat sampai 50 %.    f.  Blade to Blade Dozing atau Side by 
Side Dozing.           Dengan system ini dipakai 2 (dua) buah Bulldozer 
yang bekerja secara para    lel, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan 
produksi kerja dengan berkurang    nya ceceran. Namun cara ini hanya 
dapat dilakukan pada areal yang luas, dimana    jarak dorong antara 20 -
 100 m, karena bila jarak dorong kurang dari 20 m, maka    kedua 
Bulldozer tersebut kehilangan waktu akibat manuver.A                    
                                                              15 
 
- 16.
 Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian Bulldozer :
     1. Bulldozer tidak boleh digunakan pada tanjakan yang melebihi 45ยบ .
     2. Peralatan pelengkapan (option equipment) akan mengakibatkan 
berubahnya        Keseimbangan Bulldozer.     3. Bulldozer dapat 
tergelincir bila berada diatas tanah timbunan baru pada dae        rah 
kemiringannya, terutama bila timbunan tersebut terdiri dari batuan.     
4. Slipnya track akibat berat yang melampaui batas akan mengakibatkan 
terjadi        nya down hill track (track sebelah menurun) dan akan 
membuat lubang yang        akan menambah kemiringan traktor.     5. 
Menarik beban yang diikatkan pada drawbar akan mengurangi tekanan pada  
      up hill track.     6. Tingginya titik gandulan melebihi titik yang
 telah ditentukan pada traktor,        akan mengakibatkan berkurangnya 
kestabilan.     7. Track-track lebar akan mengurangi “digging in” 
sehingga traktor lebih stabil.     8. Dalam mengoperasikan alat, agar 
hati-hati terhadap stability alat-alat perleng        kapan penting.    
 9. Jangan memaksakan Bulldozer beroperasi untuk hal-hal yang tidak 
perlu,        seperti mendorong tanah melebihi ketentuan 100 m, karena 
tidak effektif.    10. Dalam mengoperasikan Bulldozer harus direncanakan
 dengan baik, harus di        ketahui dimana pass berikutnya yang harus 
dikerjakan.    11. Dalam menggunakan tilt dan angling adjustment harus 
bergantian, agar keaus        an blade dan steering dapat merata.    12.
 Dalam keadaan berjalan tanpa dozing maka blade atau pisau harus 
terangkat        tidak boleh melebihi 35 cm untuk melindungi bagian 
bawah tractor.A                                                         
                         16 
 
- 17. 1. 2. 4. MENGHITUNG PRODUKSI 
BULLDOZER.              Dalam melaksanakan pekerjaan pemindahan tanah 
yang menggunakan alat       alat berat hal terpenting yang perlu adalah 
mengetahui kapasitas operasi dari pera       latan yang digunakan.      
 Langkah awal yang dilakukan sebelum membuat perhitungan biaya adalah 
mem-       buat estimasi dari kapasitas alat secara teoritis. Dari hasil
 tersebut dicoba untuk       membandingkan dengan pengalaman yang pernah
 dilakukan pada jenis pekerjaan       yang serupa. Dari perbandingan 
hasil itu terutama nilai efisiensi kerja, kita dapat       melakukan 
perhitungan biaya yang paling sesuai untuk jenis pekerjaan dan pera     
  latan yang akan digunakan. Sehingga biaya pelaksanaan tidak akan 
terlalu besar       atau pun terlalu kecil.    1. 2. 4. 1. Metode 
perhitungan Produksi Alat Berat.       Kapasitas operasi alt berat biasa
 dinyatakan dalam m³/jam atau cuyd/jam, sedang       kan produksi alat 
dinyatakan dalam volume pekerjaan yang dikerjakan per siklus       waktu
 dan jumlah siklus dalam satu jam kerja.                                
        60                  Q = q x N x E = q x ------- x E (m³/jam) 
……………….(1. 5.)                                        Cm        dimana, 
   Q : produksi per jam dari alat (m³).                   q : produksi 
(m³) dalam saatu siklus kemampuan alat untuk memin                      
 dahkan tanah lepas.                       60                   N : 
jumlah siklus dalam satu jam. dimana N = -----                          
                                        Cm                   E : 
efisiensi kerja.                  Cm : waktu siklus dalam menit.       
Efisiensi kerja (E) :       Produktivitas kerja dari suatu alat yang 
diperlukan merupakan standard dari alat       tersebut bekerja dalam 
kondisi ideal dikalikan suatu faktor dimana faktor tersebut       
merupakan faktor efisiensi kerja (E).     Efisiensi sangat tergantung 
kondisi kerja       dan faktor alam lainnya seperti topografi, keahlian 
operator, pemilihan standar pe       rawatan dan lain-lain yang 
berkaitan dengan pengoperasian alat.       Pada kenyataan yang 
sebenarnya sulit untuk menentukan besarnya efisiensi kerja       tetapi 
berdasarkan pengalaman-pengalaman dapatlah ditentukan faktor efisiensi  
     yang mendekati kenyataan.                         Tabel 1. 3. 
Efisiensi kerja.       
==========================================================        
Kondisi    Baik     Baik         Sedang       Buruk BurukA              
                                                                        
17 
 
- 18. Operasi alat       sekali                               
                               sekali    
--------------------------------------------------------------------------------------------------
     Baik sekali        0,83            0,81            0,76            
  0,70               0,63     Baik               0,78            0,75   
         0,71              0,65              0,60     Sedang            
 0,72            0,69            0,65              0,60              
0,54     Buruk              0,63            0,61             0,57       
       0,52              0,45     Buruk sekali 0,52                  
0,50             0,47             0,42              0,32    
==========================================================    Kondisi 
kerja tergantung dari hal-hal berikut :          1. Apakah alat sesuai 
dengan topografi yang ada.          2. Kondisi dan pengaruh lingkungan 
seperti : ukuran medan dan peralatan          3. Pengaturan kerja dan 
kombinasi kerja antara peralatan dan mesin.          4. Metode 
operasional dan perencanaan persiapan kerja.          5. Pengalaman dan 
ketrampilan operator dan pengawas untuk pekerjaan             tsb.    
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan alat adalah :        
 1. Penggantian pelumas atau grease (gemuk) secara teratur.         2. 
Kondisi peralatan pemotongan (blade, bucket, bowl).         3. 
Persediaan suku cadang yang sering diperlukan untuk alat yang bersang   
           kutan.    Produksi per siklus :    Produksi kerja Bulldozer 
pada saat penggusuran adalah sebagai berikut :               Produksi 
(q) = L x H² x a ………………………………. (1. 6.)    dimana,               L = 
lebar blade/sudu (m , yd)               H = tinggi blade (m)            
   a = faktor blade.    Untuk menghitung produktivitas standar dari 
Bulldozer, volume tanah yang dipin    dahkan dalam satu siklus dianggap 
sama dengan lebar sudu x (tinggi sudu)².    Pada kenyataannya dilapangan
 produksi per siklus akan berbeda-beda tergantung    dari jenis tanah, 
sehingga faktor sudu perlu disesuaikan karena pengaruh tsb.             
             Tabel 1. 4. Faktor Sudu dalam Penggusuran    
==========================================================      DERAJAT -
 PENGGUSURAN                                                         
faktor blade    
--------------------------------------------------------------------------------------------------
      Ringan       - Penggusuran dapat dilaksanakan dengan sudu         
             1,1 - 0,9A                                                 
                                                 18 
 
- 19. penuh 
tanah lepas.               - Kadar air rendah, tanah berpasir tak 
dipadatkan,                   tanah biasa, bahan material untuk timbunan
 perse                  diaan (stockpile).     Sedang     - Tanah lepas,
 tetapi tidak mungkin menggusur         0,9 - 0,7                   
dengan sudu penuh                - Tanah bercampur kerikil/split, pasir,
 batu pecah    Agak sulit - Kadar air tinggi dan tanah liat, pasir 
bercampur     0,7 - 0,6                   kerikil, tanah liat yang 
sangat kering, tanah asli     Sulit     - Batu-batu hasil ledakan, 
batu-batu berukuran besar 0,6 - 0,4    
==========================================================              
            Tabel 1. 5. Perkiraan kapasitas blade.    
==========================================================         
Perkiraan                          Kapasitas (lcm)                      
        Model      Ukuran (m x m)              A – blade         S – 
blade        U – blade           Dozer    
--------------------------------------------------------------------------------------------------
      4,16 x 1,033                   3,18                -              
  -                D6H      3,36 x 1,257                     -          
     3,89               -                D6H    
--------------------------------------------------------------------------------------------------
      4,50 x 1,111                   3,89                 -             
   -               D7H      3,90 x 1,363                     -          
      5,16               -               D7H      3,98 x 1,553          
           -                   -             8,34              D7H    
--------------------------------------------------------------------------------------------------
      4,96 x 1,174                   4,66                   -           
   -               D8N      4,26 x 1,740                     -          
          -            11,70             D8N    
--------------------------------------------------------------------------------------------------
      3,88 x 0,910                   2,50                   -           
   -               D6D      3,21 x 1,127                     -          
      3,77               -               D6D    
--------------------------------------------------------------------------------------------------
      4,26 x 0,960                   2,90                   -           
   -               D7G      3,66 x 1,274                     -          
      4,20               -               D7G      3,82 x 1,274          
           -                    -             5,80             D7G    
==========================================================A             
                                                                        
             19 
 
- 20. Waktu siklus :       Waktu siklus yang 
dibutuhkan Bulldozer untuk menyelesaikan pekerjaan adalah       dimulai 
pada saat menggusur, ganti persneling dan mundur.       Diperhitungkan 
dengan rumus :                         D      D                  C m = 
---- x ---- + Z         …………………………………. (1.7.)                         F 
     R       dimana,                  D    :   jarak angkut (gusur) (m, 
yd).                  F   :    kecepatan maju (m /menit), berkisar 3 - 5
 km /jam.                  R   :    kecepatan mundur (m /menit), 
berkisar 5 - 8 km/jam.                  Z   :    waktu ganti persneling 
(menit), berlisar 0,10 - 0,20 menit.    1. 3. RIPPER.              
Bulldozer sulit untuk menggusur dan meratakan tanah yang keras jika 
terda       pat dilokasi proyek. Pelaksanaan pembersihan dengan 
Bulldozer akan menurun       kan produksi Bulldozer bahkan akan mudah 
rusak. Untuk keadaan tersebut diper       lukan alat bajak (ripper). 
Ripper adalah alat yang menyerupai cakar (shank) yang       dipasangkan 
dibelakang traktor. Fungsi dari alat ini untuk menggemburkan tanah      
 keras, jumlah cakar ripper antara 1 - 5 buah. Bentuk shank ada yang 
lurus dan       lengkung, shank lurus dipakai untuk material padat dan 
batuan berlapis sedang       yang lengkung dipakai untuk batuan yang 
retak              Perhitungan produksi Ripper sangat sulit untuk 
diperkirakan, salah satu fak       tor adalah karena pekerjaan itu tidak
 dilakukan terus menerus. Biasanya pekerja-       an ini bersamaan 
dengan pemuatan material, hingga sering dijumpai dilapangan       sebuah
 traktor dipasangkan blade dan ripper pada waktu bersamaan.             
 Perhitungan produksi Ripper ini dapat dilakukan dengan beberapa cara.  
     Cara pertama adalah dengan mengukut potongan topografi dilapangan 
dan waktu       yang dibutuhkan untuk menggemburkan tanah. Cara ini 
memberi hasil yang aku-       rat. Cara lain dengan mengasumsikan 
kecepatan rata-rata Ripper yang bekerja di       suatu area, dengan 
mengetahui jarak tempuh setiap pass maka waktu berangkat       dapat 
dicari. Total waktu siklus merupakan penambahan waktu berangkat dengan  
     waktu yang dibutuhkan Ripper untuk mengangkat /menurunkan 
cakarnya.A                                                              
                          20 
 
- 21. A   21 
 
- 22. BAB II.   
             ALAT PENGGARUK DAN PENGANGKUT                              
    SCRAPERS.          Scrapers adalah alat berat yang berfungsi untuk 
mengeruk, mengangkut    dan menabur tanah hasil pengerukan secara 
berlapis. Scrapers dapat digunakan    sebagai alat pengangkutan untuk 
jarak yang relative jauh (sampai dengan 2 km)    pada tanah datar dengan
 alat penggerak roda ban.    Pemilihan Scrapers untuk pekerjaan ini 
tergantung pada :       a. karakteristik material yang dioperasikan     
  b. panjang jarak tempuh       c. kondisi jalan       d. alat bantu 
yang diperlukan           Scrapers umumnya digolongkan berdasarkan 
tipenya, Scrapers yang dita    rik (towed scrapers), scraper bermotor 
(motorized scrapers) dan scraper yang    mengisi sendiri (self loading 
scrapers).    Towed scraper umumnya ditarik crawler traktor dengan 
kekuatan mesin 300 HP    atau lebih dan dapat menampung material antara 8
 - 30 m³.    Motorized scraper mempunyai kekuatan 500 HP atau lebih dan 
berdaya tampung    15 - 30 m³ dengan kecepatan mencapai 60 km /jam 
karena menggunakan alat    penggerak ban. Akan tetapi daya cengkeram ban
 terhadap tanah kurang sehingga    scrapers tipe ini dalam operasinya 
memerlukan bantuan crawler traktor yang di-    lengkapi blade atau 
scraper lain.           Pengoperasian dengan alat bantu ini dilakukan 
dengan 2 (dua) cara :    1.   Push-loaded :         Alat bantu dipakai 
hanya pada saat pengerukan dan pengisian. Pada waktu         bak 
penampung telah penuh, scrapers dapat bekerja sendiri. Dengan demiki    
     an alat bantu dapat membantu tiga hingga lima scraper. Dengan 
adanya alat         bantu, jarak tempuh scrapers dapat mencapai 3 km. 
ukuran dozer yang dipa         kai tergantung daya muat scrapers.    2. 
  Push-pull:         Dua buah scrapers dioperasikan dengan cara saling 
membantu didalam peng         ngerukan. Scrapers yang dibelakang 
mendorong yang didepannya pada saat         pengerukan dan scraper 
didepannya menarik yang dibelakang saat pemuatan          Karena kedua 
tipe scrapers ini tak dapat memuat sendiri hasil pengerukan    nya, maka
 scrapers tertentu dilengkapi semacam conveyor untuk memuat tanah.    
Scrapers macam ini dinamakan self loading scraper. Dengan adanya alat 
tambahA                                                                 
              22 
 
- 23. an alat ini maka berat alat bertambah 
sekitar 10 – 15 %.                                                      
                          Sepertidisebutkan diatas, scrapers dipakai 
untuk pengerukan top soil, dan        top soil yang dipindahkan berkisar
 pada kedalaman 10 - 30 cm. Jika lahan yang        akan diangkat top 
soil mempunyai luas sedang, maka self loading scrapers yang        kecil
 atau crawler traktor dengan scraper bowl dapat dipilih. Untuk lahan 
yang        luas, push-loaded scraper dengan kecepatan tinggi yanmg 
dipilih.              Scrapers juga dapat digunakan untuk meratakan 
tanah disekitar bangunan.       Pekerjaan ini dilakukan dalam jarak 
tempuh yang pendek. Jiuka jarak tempuh ku       rang dari 100 m, biaya 
penggunaan alat ini sebaiknya dipertimbangkan terhadap       biaya 
penggunaan Dozer atau Grader.    2. 1. Pengoperasian Scrapers.          
    Scrapers terdiri dari beberapa bagian dengan masing-masing 
fungsinya.       Bagian-bagian itu disebut : bowl, apron dan tail gate. 
Bowl adalah bak pe       nampung muatan yang terletak diantara ban 
belakang. Bagian depan bowl dapat       digerakkan ke bawah untuk 
operasi pengerukan dan pembongkaran muatan.       Disisi depan bowl yang
 bergerak kebawah terdapat cutting edge. Kapasitas       penuh bowl 
berkisar antara 3 - 38 m³.              Apron adalah dinding bowl bagian
 depan yang dapat diangkat pada saat       pengerukan dan pembongkaran. 
Apron dapat menutup kembali, saat pengangkut       an material. Beberapa
 model scraper memiliki apron yang dapat mengangkut ma       terial 
sepertiga dari material di bowl.             Tail gate atau ejector 
merupakan dinding belakang bowl. Pada saat pemuat       an dan 
pengangkutan material, dinding ini tidak bergerak, namun saat pembong-  
     karan muatan ejector bergerak maju untuk mendorong material keluar 
dari bowl.A                                                             
                      23 
 
- 24. Pengangkutan material dilakukan 
pada kecepatan tinggi. Baik bowl, apron        maupun ejector tidak 
melakukan gerakan. Bowl harus tetap pada posisi di atas        agar 
cutting edge tidak mengenai parmukaan tanah yang menyebabkan kerusakan  
      pada cutting edge dan permukaan tanah terganggu.              
Pembongkaran muatan dilakukan dengan menaikkan apron dan menurun        
kan bowl sampai material didalam bowl keluar dengan ketebalan tertentu. 
       Kemudian apron diangkat setinggi-tingginya dan ejector bergerak 
maju untuk        mendorong sisa material yang ada di bowl. Pada saat 
pembongkaran selesai ap-        pron diturunkan, bowl dinaikkan dan 
ejector ditarik kembali pada posisi semula.              Sedang menurut 
cara kerjanya dapat dibagi atas 3 (tiga) cara yakni :           1. 
Conventional Scraper, termasuk didalamnya Towed Wheel Scrapers          
    (dengan penarik Crawler Tractor dan Wheel tractor Scraper)          
 2. Elevating Scraper.           3. Multi Scraper.    2. 1. 1. 
Conventional Scraper.            Pada saat scraper mencapai daerah cut 
dengan kedudukan ejector dibelakang            dan apron terangkat 35 
cm, kemudian bowl diturunkan sampai kedalaman yg            diperlukan. 
           Satu hal yang penting disini adalah keseimbangan antara 
scraper capacity, ke            kuatan mesin, panjang daerah galian dan 
kedalaman optimum penggalian.            Dimana keseimbangan ini akan 
sangat mempengaruhi harga pemindahan tanah            Melebarkan bukaan 
apron akan mencegah tanah bertumpuk disebelah depan bi            bir 
apron sebelah bawah dan penyempitan bukaan apron akan membuat tanah     
       tergulung keluar bowl.          Pada pengerukan material-material
 lepas maka bowl harus dinaik turunkan de-          ngan cepat, yang 
dilakukan berulang-ulang agar material terpompa ke dalamA               
                                                                     24 
 
- 25.
 bowl untuk dapat mencapai muatan maksimum.           Setelah bowl penuh
 maka apron harus ditutup dan bowl diangkat. Pada materi           al 
lepas dan kering, maka bowl hanya boleh diangkat sedikit dan apron 
diang-           kat sebagian dan bowl diangkat lagi, baru apron ditutup
 rapat.           Untuk hauling maka bowl harus diangkat cukup tinggi 
agar tidak menyangkut           pada waktu scraper dilarikan cepat, pada
 waktu ini bowl harus dikunci agar ti           dak jatuh. Apabila ada 
kabel putus atau pipa hidrolik pecah, kedudukan ejek-           tor 
harus tetap dibelakang.           Dalam penyebaran matetrial maka bowl 
harus pada posisi penyebaran dengan           jarak ketanah sesuai 
dengan ketebalan yang diinginkan. Membuka apron seca           ra 
sebagian akan membantu tercapainya ketebalan penyebaran yang diinginkan 
          suatu material lepas.           Untuk material yang basah dan 
lengket maka apron dapat dinaik turunkan ber           kali-kali sampai 
material dibelakang pintu menjadi lepas dan tertumpah.           Apabila
 material didepan bukaan telah kosong, maka ejector harus digerakkan    
       kedepan mendorong sisa material sehingga dapat diperoleh tebal 
yang seragam           Disarankan untuk segala jenis material sebelum 
ejector digerakkan kedepan           maka apron harus diangkat penuh.   
        Pada beberapa jenis scraper dengan hydraulic control 
kadang-kadang dileng-           kapi dengan automatic ejector control 
system dengan dua kecepatan untuk           menggerakkan ejector kedepan
 secara parlahan-lahan mendorong material sisa           keluar dari 
bowl, dimana system ini mengatur kecepatan gerak ejector.    2. 1. 2. 
Elevating Scraper.           Berbeda dengan Conventional Scrcaper yang 
pada umumnya mengandalkan pa           da tractor pendorong pada waktu 
pemuatan, maka Elevating Scraper dirancang           memuat sendiri. 
Segala sesuatunya sesuai dengan conventional scraper kecuali           
apronnya diganti dengan elevator.           Bila pada conventional 
scraper gaya dorong mengakibatkan tanah terpotong cut           ting 
edge dan terdorong kebelakang kedalam bowl, maka pada elevatingscraper  
         cutting edge memotong tanah dan elevator mengangkutnya kedalam 
bowl.           Sesungguhnya elevating scraper terbatas pada material 
yang bukan batuan hasil           ledakan, batuan hasil ripping, boulder
 dan material lainnya yang terlalu besar           untuk melewati antara
 cutting edge dan elevator flight (pisau elevator) serta ta-           
nah cohesive dengan moisture content tinggi yang cendrung akan 
menggumpal           dan melekat pada flight.           Elevating 
scraper ini menghilangkan biaya tractor pendorong dengan driyernya      
     yang ada pada conventional scraper akibat pemuatan sendiri, tetapi 
berat dari           elevator tersebut mengurangi efisiensi waktu 
hauling dan traveling pada suatu           cycle time.       
Pengoperasiannya :         Dalam melakukan penggalian bowl pertama-tama 
harus diturunkan pada suatuA                                            
                                            25 
 
- 26. kedalaman 
yang memungkinkan elevator dan tractor bekerja pada kecepatan    yang 
tinggi dan tetap.    Pada penggalian yang dalam, material akan berat 
terdorong masuk kedalam    bowl, yang mengakibatkan kemacetan atau 
lambatnya elevator flight, hal ini    akan menambah cycle time untuk 
pemuatan.    Elevator mempunyai 4 kecepatan maju dan 1 mundur, 
material-material seperti    pasir, silt dan top soil dimuat dalam 
kecepatan tinggi.    Apabila operator berulang-ulang mengangkat dan 
menurunkan bowl pada wak-    tu pemuatan, maka keuntungan akibat 
kecepatan tinggi elevator akan hilang.    Kecepatan rendah elevator 
digunakan untuk memuat material yang liat seperti    tanah liat yang 
keras dan padat, kecepatan rendah elevator flight mampu menya    pu 
material masuk kedalam bowl.    Apabila keadaan memungkinkan, sebagian 
loading passes diatur sbb :    Disamping straight cutting edge, maka 
dapat pula digunakan cutting pengganti    (stringer) yang membantu 
loading time. Pada keadaan normal, bagian tengah    cutting edge 
diperlebar. Sedang untuk pemuatan yang berat, gigi ripping yang    
menonjol dapat dipasangkan pada cutting edge.    Penyelesaian pekerjaan 
memuat sisi material dan pembersihan pekerjaan, bag.    tengahnya dapat 
diganti dengan pisau yang rata kiri kanannya.    Bowl bila telah penuh, 
elevator harus dihentikan agar tidak terjadi ceceran.    Kemudian bowl 
diangkat setinggi 5 cm, - pada posisi ini – semua tumpukan ta    nah 
lepas akan diratakan, sehingga daerah galian akan dalam keadaan 
rata.Baru    bowl diangkat secukupnya untuk hauling.    Pada waktu 
sampai didaerah penebaran bowl harus direndahkan pada ketebalan    
penyebaran yang dikehendaki. Keadaan timbunan dan tebal penyebaran menen
    Selama penyebaran traktor harus bekerja pada full engine speed 
dengan tanpa    terjadi hentakan mesin, sambil scraper berjalan lantai 
ejector dibuka, material    dalam bowl akan jatuh dengan sendirinya dan 
loading edge dari lantai ejector    akan meratakan teberan tersebut 
dalam suatu lapisan yang rata.A                                         
                                       26 
 
- 27. 2. 1. 3. Multi 
Scrapers.            Pada Conventional Scraper dikondisi yang berat 
digunakan tambahan tenaga            dari suatu dozer, maka dalam suatu 
operasi dari beberapa scraper, timbul ide            untuk memanfaatkan 
tenaga dan dozer itu sendiri untuk saling membantu me            nambah 
tenaga pendorong pengganti special dozer.            Untuk mendorong 
dengan saling membantu ini diperoleh :                  1. Tambahan 
tenaga dorong.                  2. Tambahan niali traksi yang tinggi.   
               3. Waktu tunggu didorong dozer hilang.            
Dibandingkan sisten conventional scraper, pada system multy scraper ini 
biaya            maintenance, repair dan ban akan lebih tinggi.         
   Untuk operasi dengan Multy Scraper, dikenal technical push pull 
concept, se-            perti telah dijelaskan diatas.    2. 2.   
Produksi Scrapers.               Produktivitas scrapers tergantung pada 
jenis material, tenaga mesin untuk         mengangkut, kondisi jalan, 
kecepatan alat dan efisiensi alat. Pertama-tama ba-         nyaknya 
material yang akan dipindahkan dan jumlah pengangkutan dalam satu       
  jam ditentukan. Volume material yang akan dipindahkan akan 
mempengaruhi         kapasitas scraper yang dipilih, sedangkan jumlah 
pengangkutan per jam tergan-         tung pada waktu siklus scraper.    
           Waktu siklus scrapers merupakan perjumlahan dari waktu maju 
(LT), wak         tu pengangkutan (HT), waktu pembongkaranmuatan (DT), 
waktu kembali (RT)         dan waktu antri (ST). selain ituada tambahan 
waktu berputar atau turning time         (TT) dan waktu percepatan, 
perlambatan dan pengereman/decelerating andbreak         ing time 
(ADBT). Karena LT, DT, ST, TT dan ADBT konsisten maka waktu-         
waktu tersebut dikategorikan sebagai waktu tetap, (lihat Tabel 2. 1. ) 
sehingga         rumus yang dipakai adalah :                FT = LT + DT
 + ST + TT + ADBT. …………………… (2. 1.)              Waktu pengangkutan dan 
waktu kembali tergantung pada grafik yang dikelu         arkan oleh 
produsen alat berat untuk setiap modelnya. (akan dilampirkan).-         
penggunaan grafik tersebut adalah sbb :             1. Hitung RR dan GR 
permukaan jalan dan jumlahkan (TR).             2. Hitung berat alat 
ditambah berat material didalam bowl, jumlah berat                yang 
ada tidak boleh melampaui berat maksimum yang dianjurkan.             3.
 Untuk permukaan jalan yang datar dan menanjak atau TR > 0, gunakan  
              grafik Rimpullspeed gradeability sedangkan untuk jalan 
menurun dan                TR < 0, gunakan grafik Continuous grade 
retarding.A                                                             
                         27 
 
- 28. 4. Tarik garis vertical dai 
atas yang sesuai dengan berat alat dan material.          5. Tarik garis
 TR hasil penjumlahan no. 1 sesuai dengan TR yang ada sam              
pai bertemu dengan garis vertical no. 4.          6. Dari titik 
pertemuan kedua garis tarik garis horizontal kearah grs kurva.          
7. Dari pertemuan kurva dengan garis tersebut tarik garis vertical 
kebawah             sampai ke skala kecepatan.          8. Dari 
kecepatan dan jarak tempuh akan didapat waktu pengangkutan.             
                            Tabel 2. 1. Nilai FT (menit).    
==========================================================              
                         Kecepatan Pengangkutan Rata-rata        
Kegiatan             
-------------------------------------------------------------------------
                                    8 - 12,5 km/j         12,5 - 24 km/j
            24 - 48 km/j                             
--------------------------------------------------------------------------
                             1       2        3        1         2      
  3       1        2       3    
---------------------------------------------------------------------------------------------------
      Pemuatan              0,8     1.0      1,4       0,8      1.0     
1,4       0,8     1.0 1,4      Pembongkaran          0,4      0,5     
0,6       0,4      0,5      0,6      0,4      0,5 0,6      & memutar
      Percepatan &          0,3     0,4      0,6       0,6      0,8 
    1.0       1.0     1,5 2.0      Perlambatan    
---------------------------------------------------------------------------------------------------
         Total              1,5      1,9     2,6       1,8      2,3     
  3.0     2,2 3.0 4.0    
==========================================================     Sumber : 
Peurifoy, 1985.      Catatan : 1 : kondisi baik ; 2 : kondisi sedang ; 3
 : kondisi buruk.            Sedang waktu siklus (CT) adalah penjumlahan
 waktu tetap, waktu angkut     dan waktu kembali. Waktu angkut dan waktu
 kembali dihitung tersendiri karena     selalu berubah tergantung pada 
kondisi jalan dan jarak tempuh.     Perhitungan CT menggunakan rumus :  
                   CT = HT + RT + FT …………………………….. (2. 2.)     Rumus 
yang digunakan untuk menentukan produksi Scrapers adalah :              
             V x 60 x eff                   Prod = -------------------- 
……………………………... (2. 3.)                               CT s           
Pemakaian alat bantu /pusher pada scraper didalam operasinya dapat me-  
   naikkan produktivitas alat. Umumnya sebuah pusher dapat membantu 
beberapa     scraper dalam melakukan pekerjaannya. Waktu siklus pusher 
adalah waktu yang     dibutuhkan untuk memuat material ke dalam scrapers
 ditambah waktu yang dibu     tuhkan piusher untuk bergerak dari satu 
scraper ke scraper lainnya. Waktu siklusA                               
                                                                    28 
 
- 29.
 (dalam menit) ini dicari dengan menggunakan rumus :                    
   CT p = 1,4 LT s + 0,25 ……………………. (2. 4.)                Jumlah 
Scrapers yang dapat dibantu oleh sebuah pusher adalah :                 
      N = Ts/ Tp       …………………………………. (2. 5.)       Sedangkan metode 
yang dipakai pusher dalam mendotong scrapers dapat dilihat       pada 
Gambar 2. 1.             Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk 
meningkatkan produksi       Scrapers didalam operasinya, cara-cara itu 
adalah :       1. Pertama dengan menggemburkan tanah yang akan dimuat ke
 dalam bowl.           Dengan demikian waktu muat akan berkurang. 
Kedalaman penetrasi dari           Ripper harus lebih besar dari 
kedalaman penetrasi cutting edge scrapers.       2. Cara kedua adalah 
dengan membasahi tanah yang akan diangkut. Ada bebe           rapa jenis
 tanah yang dapat dimuat dengan lebih mudah bila dalam keadaan          
 basah. Pembasahan tanah ini dilakukan sebelum tanah dimuat ke scrapers.
       3. Cara lain adalah bila dijumpai lokasi medan yang menurun, maka
 produksi           Scraper dalam memuat material juga akan meningkat.  
                                                                        
       Gambar2. 3 : Metode                                              
                      untukmendorongScrapers.      Contoh soal :        
     Tanah sebanyak 300.000 lcm yang dipindahkan dengan menggunakan     
  scraper 621E. Spesifikasi tanah dan alat adalah sebagai berikut :     
        berat jenis tanah = 1340 kg/lcm             job efficiency    = 
50/60             heaped capacity = 15,30 m³.A                          
                                                          29 
 
- 30.
 berat kosong      = 30.479 kg.           berat maksimum = 52.249 kg.   
        kondisi permukaan sedang           untuk loading digunakan 
pusher.           A - B : L = 1,0 km dan RR = 6 %.           B - C : L =
 0,5 km dan RR = 4 %, GR = 8 %.    Pertanyaan : 1.     Berapa    siklus 
waktu scrapers ?                 2.     Berapa    produktivitas scrapers
 ?                 3.     Berapa    siklus waktu pusher ?               
  4.     Berapa    jumlah scrapers yang diperlukan ?    Jawaban :    
Menentukan waktu berangkat :    Berat scrapers : berat kosong + 
(kapasitas scrapers x bj tanah)                     : 30.479 + ( 15,3 x 
1340 )                     : 50.981 kg < berat maksimum (52.249) OK. 
   =========================================================       Dari 
       RR        GR        TR          L (km) V (km/jam)              t 
(menit)    
-------------------------------------------------------------------------------------------------
      A - B         6         0         6             1             23  
            2,6      B - C         4         8         12            0,5
           12              3,8    
--------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                        
 t 2 =         6,4    Menentukan waktu kembali :    Berat Scrapers = 
30.479 kg.    ==========================================================
       Dari          RR          GR          TR         L (km) V (km/j) 
             t (menit)    
--------------------------------------------------------------------------------------------------
      C - B           4           -8         -4           0,5           
55              0,5      B - A           6            0          6      
     1.0           39               1,5    
--------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                        
     t 4 = 2.0            t 1 + t 3 = 3.0 ( table 2.1 )        waktu 
siklus = t 1 + t 3 + t 2 + t 4                     = 3.0 + 6,4 + 2.0    
                 = 9,6 menit        Produktivitas scraper = kapasitas x 
60 /wktu siklus x job eff.                              = 15,30 60 / 9,6
 x 50/60                              = 79,69 lcm /jam        Waktu 
siklus pusher = 140 % loading time + 0,25                            = 
1,4 x 1 + 0,25A                                                         
                                         30 
 
- 31. =    1,65 menit
    Jumlah scrapers = waktu siklus scrapers / waktu siklus pusher.      
              = 9,6 / 1,65                    = 15 scrapers.            
                   BAB III.             ALAT PENGGALI DAN ALAT PEMUAT   
                           EXCAVATOR.A                                  
                                  31 
 
- 32. Sesuai dengan namanya 
alat ini dibuat agar dapat berfungsi sebagai pengga    li, pengangkat 
maupun pemuat tanpa harus berpindah tempat menggunakan tena-    ga power
 take off dari mesin yang dimiliki.           Secara anatomis bagian 
utama dari excavator adalah :         a. Bagian atas (dapat berputar) 
disebut “revolving unit”.         b. Bagian bawah (untuk gerak maju, 
mundur dan jalan) disebut “travel            unit”.         c. 
Attachment unit adalah perlengkapan yang diganti sesuai kebutuhan       
     Bagian traveling unit dari Excavator dapat berupa crawler (rantai) 
atau    wheel mounted (roda karet) yang digunakan untuk berjalan. Khusus
 pada Exca-    vator wheel mounted dimaksudkan agar memiliki kecepatan 
gerak atau berpindah    dari satu tempat ketempat lain relative lebih 
cepat dibandingkan menggunakan    crawler excavator, sehingga wheel 
excavator memiliki dua mesin penggerak, per-    tama sebagai mesin 
penggerak traveling unit kendaraannya (truck) dan lainnya    merupakan 
mesin penggerak alat excavator seperti revolving unit maupun pengge    
rak attachment unit dalam melakukan fungsinya sebagai alat penggali, 
pengang-    kat maupun pemuat. Dan bagian revolving unit merupakan 
bagian untuk berputar    mendatar.            Pengendalian attachment 
unit excavator dapat dibedakan dua cara :         a. Pengendalian dengan
 Cable controlled.         b. Pengendalian dengan Hydrualic controlled. 
          Prinsip kerja kedua system kontrol ini hampir sama, namun 
system hydrau    lik controllwd memiliki keterbatasan penggantian pada 
bagian attachment diban-    dingkan system yang dikendalikan dengan 
cable controlled.             Peralatan yang tergabung dalam jenis 
Excavator adalah :         •   Backhoe         •   Power Shovel         •
   Dragline         •   Clamshell         •   Loader             
Ciri-ciri Crawler Mounted Excavator antara lain :    a.   Dapat bekerja 
pada tanah yang lunak, basah didaerah yang kasar dan berbatu.    b.   
Dapat bekerja ditempat-tempat yang sulit /sempit.    c.   Dapat mendaki 
tanjakan dengan kemiringan ± 40 %.    d.   Tidak dapat berjalan dengan 
kecepatan tinggi, lebih kurang hanya 2 km /jam.A                        
                                                        32 
 
- 33. 
e. Untuk memindahkan dari medan satu kemedan lainnya (yang agak 
berjauhan)           memerlukan alat pengangkut (trailer).              
Ciri-ciri Truck Mounted Excavator adalah :        a. Dapat berjalan 
lincah dan relative cepat ( ± 70 km /jam).        b. Kurang stabil waktu
 beroperasi hingga memerlukan alat pembantu stabilitas           
(out-rigger).        c. Memerlukan landasan tempat kerja yang cukup 
keras.        d. Perlu medan kerja yang relative lebih luas.        e. 
Daya tanjak kurang.        f. Memerlukan 2 (dua) orang operator.    3. 
1. BACKHOE.               Dengan memasang “Hoe bucket” pada deeper 
stick, Backhoe merupakan        salah satu dari kelompok excavator yang 
digunakan, sebagai penggali tanah yang        berada di bawah kedudukan 
alat tersebut, untuk penggalian saluran, terowongan,        pondasi 
bangunan/basement dan sebagainya. Sehingga fungsinya mirip Dragline     
   atau Clamshell, namun Backhoe dapat menggali lebih teliti pada jenis 
kendali        dengan hidrolik. Serta memiliki kemampuan yang lebih baik
 dalam melakukan        penggalian karena punya pergelangan yang dapat 
berputar pada bagian bucket        (wrist action bucket) dan dapat 
difungsikansebagai alat pemuat tanah bagi Truck        pengangkut hasil 
galian. Backhoe berbeda dengan Power Shovel yang dibuat        guna 
melakukan penggalian diatas permukaan tebing.               Gambar 3 . 1
 : BACKHOE (Wheel dan Crawler Type).    3. 1. 1. WAKTU SIKLUS.          
    Gerakan yang diperlukan dalam pengoperasian Backhoe adalah :        
   a. Gerakan yang mengisi bucket (land bucket).           b. Gerakan 
mengayun (swing loaded).A                                               
                                     33 
 
- 34. c. Gerakan 
membongkar beban (dump bucket).          d. Gerakan mengayun balik 
(swing empty).              Ke-4 gerakan tersebut merupaklan lamanya 
waktu siklus, namun demikian       kecepatan waktu siklus ini tergantung
 pada besar kecilnya ukuran Backhoe, sema       kin kecil Backhoe maka 
waktu siklus akan lebih cepat karena lebih gesit, lain dgn       yang 
berukuran besar. Demikian juga dengan kondisi kerja, akan mempengaruhi  
     kelincahan Backhoe, seperti pada penggalian tanah liat, penggalian 
saluarn dll.       Pada tanah yang sulit digali, waktu pengisian bucket 
yang diperlukan akan lebih       lama. Juga pada pekerjaan penggalian 
saluran yang dalam dan jarak pembuangan       nya jauh, maka bucket 
harus bergerak lebih jauh, dengan demikian waktu siklus       yang 
dibutuhka juga akan lama. Demikian pula pembuangan tanah atau pemuatan  
     tanah dari Backhoe ke Truck yang berada sebidang akan mempengaruhi 
waktu       siklus.                       Tabel 4, 1. Waktu siklus 
Backhoe beroda crawler (menit).       
==========================================================              
      Jenis                                         Ukuran Alat         
        Material                      < 0,76 m³        0,94 - 1,72 m³
          > 1,72 m³       
--------------------------------------------------------------------------------------------------
         Kerikil, pasir, tanah organik             0,24              
0,30                  0,40         Tanah, lempung lunak                 
     0,30             0,375                  0,50         Batuan, 
lempung keras                     0,375            0,462                
  0,60       ========================================================== 
       Sumber : Construction Methods and Management, 1998.              
          Tabel 4. 2. Faktor koreksi untuk kedalaman dan sudut putar.   
    ==========================================================          
   Kedalaman                                      Sudut Putar (ยบ)       
 galian (% dari maks.)         45         60          75         90     
    120          180       
--------------------------------------------------------------------------------------------------
                30                   1,33       1,26        1,21       
1,15        1,08         0,95                50                   1,28  
     1,21        1,16       1,10        1,03         0,91               
 70                   1,16       1,10        1,05       1,00        0,94
         0,83                90                   1,04       1,00       
 0,95       0,90        0,85         0,75       
==========================================================        Sumber
 : Construction Methods and Management, 1998.    3. 1. 2. PEMILIHAN 
TRACKSHOE.              Biasanya Excavator bekerja pada kondisi 
berbeda-beda, seperti di tanah       keras, tanah lembek atau lunak, 
permukaan berbatu dan lain-lain. Berdasarkan       pengalaman hal ini 
akan menimbulkan permasalahan terhadap penggunaan track-       shoe. 
Jika track-shoe bekerja pada tanah permukaan yang keras maka bagian baA 
                                                                        
                            34 
 
- 35. wah track-shoe akan 
mengalami kerusakan atau aus dengan cepat. Sehingga perlu       
dilakukan pemilihan trac-shoe yang benar-benar tepat.             Untuk 
penggunaan umum sebaiknya digunakan tipe “triple gouser section”       
(roda kelabang dengan tiga lapisan/bagian), karena memiliki traksi yang 
baik dan       memberikan kerusakan minimum terhadap permukaan tanah 
maupun jalan diban       ding dengan jenis double grouser section. 
Sedang untuk penggunaan traksi yang       maksimum biasanya digunakan 
jenis single grouser section.       Lebar Tracshoe berkisar : 18” ; 20” ;
 22” ; 24” ; 28” ; 30” ; 32” ; 36” dan 40”.            Ukuran Backhoe 
ditentukan oleh besarnya bucket standar dari PCSA (Power       Crane and
 Shovel Association), yang banyak beredar diperdagangan adalah :       
3/8 ; ½ ; ¾; 1.0 ; 1,25 ; 1,75 ; 2.0 ; 2,25 cuyd.    3. 1. 3. 
PERHITUNGAN PRODUKSI BACKHOE.             Untuk dapat menghitung 
produksi Backhoe terlebih dahulu perlu diketahui       kondisi 
pekerjaan.       Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas 
Backhoe ialah :        1. Karakteristik Pekerjaan yang meliputi :       
     • Keadaan dan jenis tanah.            • Tipe dan ukuran saluran.   
         • Jarak pembuangan.            • Kemampuan operator.           
 • Job amanagement /pengaturan operasional, dll.         2. Faktor 
kondisi mesin :            • Attachment yang cocok untuk pekerjaan yang 
bersangkutan.            • Kapasitas bucket.            • Waktu siklus 
yang dipengaruhi kecepatan travel dan system hidrolis.            • 
Kapasitas pengangkatan.         3. Pengaruh kedalaman pemotongan dan 
sudut swing :            Dalamnya pemotongan (cutting) yang diukur dari 
permukaan dimana alat            berada, mempengaruhi kesulitan dalam 
pengisian bucket secara optimal de            ngan sekali gerakan. 
Mungkin diperlukan beberapa kali gerakan untuk da-            pat 
mencapai isi bucket yang optimal. Tentu saja kondisi ini mempengaru     
       hi lamanya waktu siklus.             Menghadapi kondisi ini, 
operator mempunyai beberapa pilihan :                  • Mengisi san pai
 penuh dengan beberapa kali gerakan, atau                  • Mengisi dan
 membawa material seadanya dari hasil satu gerakan.             Namun 
pilihan itiu membawa konsekuensi produktivitas jadi berkurang,          
   sehingga efek ini perlu diperhitungkan.A                             
                                                      35 
 
 
 
 
          
      
 
  
 
 
 
  
   
0 komentar:
Posting Komentar